ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Pengakuan Warga setelah KKB Papua Berulah di Beoga: Kita Tinggal Makan Mi Instan Saja

Situasi keamanan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, belum juga membaik setelah KKB pimpinan Sabinus Waker berulah di lokasi tersebut.

Penulis: Musa Abubar | Editor: Roifah Dzatu Azmah
(Istimewa)
Lokasi sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, yang sejumlah bangunannya dibakar oleh KKB pada Kamis (8/4/2021) lalu, Papua, Jumat (9/4/2021) 

Laporan Wartawan Tribun-Papua, Musa Abubar

TRIBUN-PAPUA.COM - Situasi keamanan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, belum juga membaik setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker berulah di lokasi tersebut.

Masyarakat dari luar Puncak yang saat ini tengah mengungsi di Koramil dan Polsek Beoga pun kini mengaku mulai kesulitan makanan.

"Ini kita tinggal makan mi instan saja, semoga cepat ada pesawat masuk," ujar Aman (bukan nama sebenarnya), seorang warga Beoga yang juga tengah mengungsi, saat dihubungi via telepon, Selasa (13/4/2021).

Baca juga: Ibadah Puasa di Bulan Ramadan, Kapolda Papua: Kepolisian Tetap Lakukan Tugas Negara

Baca juga: Kesulitan Penerbangan Pasca-teror KKB, 46 Warga Puncak Belum Dievakuasi dari Beoga

Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar menjelaskan bila semenjak KKB masuk di Beoga, toko-toko yang menjual bahan pokok tidak berani buka dan masyarakat tidak berani keluar rumah, terutama pada malam hari.

"Di sini ada empat kios besar, maksudnya dia jual mi instan kartonan, kalau kios kecil yang jual eceran ada beberapa. Tapi itu tidak ada kios berani buka, kalau mau beli kita ketuk pintu, itu juga busa siang saja, kalau malam sudah tidak berani," katanya ketika dikonfirmasi dari Jayapura.

Menurut dia, stok makanan yang tersedia di toko-toko tersebut juga sudah semakin sedikit dan perlu segera dipasok.

KKB masih jaga bandara

Hingga Selasa siang, Ali Akbar mengaku KKB masih melepaskan tembakan ke arah Koramil Beoga.

"Tadi terakhir jam 10 mereka masih tembak sekitar empat kali lalu sempat dibalas oleh aparat, tapi itu cuma gertakan saja," kata dia.

Menurut dia, KKB tersebut diduga berada di wilayah ketinggian yang terdapat di ujung bandara.

Dari posisi tersebut, KKB memiliki jarak tembak cukup dekat ke pesawat terbang yang akan mendarat di Beoga.

"KKB ada di Gunung Yakobra, Kampung Julugoma, itu ada diujung bandara. Jadi kalau pesawat masuk, mau dari barat atau timur, nanti tetap pintu masuknya lewat utara, itu ada cekungan makanya tetap pesawat akan merendah, di situlah kesempatan KKB tembak, paling aman itu pakai helikopter," kata Ali Akbar.

Ali Akbar berharap tambahan pasukan segera tiba ke Beoga, sehingga pengamanan area bandara bisa dilakukan.

"Kecuali ada penebalan pasukan untuk kuasai sebelah (ujung bandara) baru kita bisa nyatakan aman dan pesawat bisa masuk," kata dia.

Sebeumnya, situasi keamanan di Beoga mendadak tidak kondusif setelah KKB pimpinan Sabinus Waker berulah di lokasi tersebut.

Mereka menembak seorang guru yang sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis (8/4/2021) sekitar pukul 09.30 WIT.

Baca juga: Perjalanan KKB Diungkap Kapolda Papua, Ganggu Freeport, Tembak Warga hingga Bakar Sekolah

Guru bernama Oktovianus Rayo itu tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan. Pada sore harinya, KKB juga membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga.

Aksi mereka tak berhenti sampai di situ. Mereka juga menembak seorang guru matematika SMPN 1 Beoga, Yonatan Randen pada Jumat (9/4/2021).

Yonatan menderita luka di bagian dada. Masyarakat sempat melarikan Yonatan ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong.

Kedua jenazah itu diizinkan dievakuasi setelah Pemkab Puncak membayar uang tebusan kepada KKB agar pesawat dibiarkan masuk ke Bandara Beoga.

KKB kembali membakar sembilan ruangan di SMPN 1 Beoga pada Minggu (11/4/2021).

Berita lain tentang KKB Papua

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KKB Masih Berulah di Beoga, Stok Makanan Menipis, Warga: Ini Kita Tinggal Makan Mi Instan Saja..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved