ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

HISTORI

Kisah Sarwo Edhie Wibowo, Sang Jenderal Pemberani

Lahir di Purworejo, Jawa Tengah 25 juli 1925, Sarwo Edhie menghabiskan masa kecilnya di tempat kelahirannya.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Merry Rumbino
Museum Sarwo Edi Wibowo terletak di Dok V, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, tepatnya di seberang kampus Universitas Yapis Jayapura. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Merry Rumbino

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA -  Pada masa jabatannya tahun 1968-1970, Brigadir Jenderal (Brigjen) Sarwo Edhie Wibowo adalah satu-satunya Panglima Kodam (Pangdam) yang berani mengambil resiko turun langsung ke daerah konflik di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.

Menjabat sebagai Pangdam Cenderawasih ke empat, Sarwo Edhie dikenal sebagai sosok pemberani dan tegas.

Lahir di Purworejo, Jawa Tengah 25 juli 1925, Sarwo Edhie menghabiskan masa kecilnya di tempat kelahirannya.

Setelah dewasa, ia bergabung di TNI.

Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.
Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. (Dokumentasi Twitter AHY)

Beberapa waktu kemudian,  Ia ditugaskan ke Irian Jaya (Papua).

Ia berangkat ke Hollandia (Jayapura) bersama istrinya.

Dari pernikahannya, Sarwo Edhie Wibowo memiliki dua orang anak.

Anaknya yang pertama diberi nama Pramono Edhie Wibowo sedangkan Anak keduanya diberi nama Ani Wibowo.

Anak keduanya kemudian lebih dikenal karena menjadi istri mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Ibu Ani Yudhoyono (almarhum).

Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.
Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. (©2016 buku ani yudhoyono. kepak sayap putri prajurit.)

Pada masa jabatannya, Brigjen Sarwo Edhie dikenang karena jasa-jasanya.

Satu di antara jasanya adalah berani mengambil resiko dengan mengikuti perintah untuk turun langsung ke daerah konflik.

Konflik pemberontakan senjata diberbagai daerah di Irian Jaya kala itu berhasil ia tangani.

Selain itu, ia juga berperan penting dalam mengatasi peristiwa G 30 S/PKI.

Baca juga: 8 Juli Dalam Sejarah, Satelit Pertama Palapa Indonesia Diluncurkan

Saat itu, ia menjabat sebagai Komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) tahun 1965.

Sewaktu menjabat sebagai Pangdam, ia pernah mengunjungi beberapa daerah di Papua, misalnya Timika dan Manokwari.

Setelah masa tugasnya selesai, ia kembali ke Jakarta.

Sarwo Edhie wibowo pada masa akhir jabatannya berpangkat sebagai Letnan Jenderal (Letjen).

Sarwo Edhie Wibowo meninggal di Jakarta 9 November 1989.

Baca juga: 2 Juli dalam Catatan Sejarah, Krisis Keuangan Terburuk Landa Asia

Ia dimakamkan di Ngupasan, Pangenjurutengah, Purworejo, Jawa Tengah.

Aksi heroiknya dalam mengabdi kepada negara diabadikan dengan membangun Museum Sarwo Edhie Wibowo di Jayapura pada tahun 2011.

"Kemampuan akan terwujud apabila dapat memadukan antara ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap mental," begitulah pesan membara tulisan tangan seorang  Sarwo Edhie Wibowo di museum yang terletak di Dok V, Distrik Jayapura Utara, tepatnya di seberang kampus Universitas Yapis Jayapura. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved