ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Hilang 36 Jam seusai Naik Sampan, Balita dan 11 Penumpang dari Papua Nugini Ditemukan di Pulau Kecil

Setelah hilang selama 36 jam, balita dan 11 penumpang sampan lainnya akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.

Kompas.com
ILUSTRASI - Diketahui, balita tersebut hilang saat naik sampan bersama neneknya, anjing mereka, dan 11 orang lainnya. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Setelah hilang selama 36 jam, balita dan 11 penumpang sampan lainnya akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.

Diketahui, balita tersebut hilang saat naik sampan bersama neneknya, anjing mereka, dan 11 orang lainnya.

Balita asal Australia, Lilycae Kilvert tinggal di Bougainville, yang merupakan bagian dari Papua Niugini.

Bersama neneknya, bocah lima tahun itu meninggalkan ibu kota Pulau Buka dengan perahu pada Rabu pagi (7/7/2021).

Tapi, perahu mereka tidak pernah tiba di pulau tujuan mereka, Pulau Nissan.

Baca juga: Warga Kampung Abar Sentani Jayapura Masih Mengenal Tradisi Berburu Trasional

Baca juga: Nia Ramadhani Nangis Sesenggukan saat Minta Maaf pada Publik, hingga Harus Ditenangkan Ardi Bakrie

Baru pada Kamis malam (8/7/2021), ayah Lilycae, Andrew Kilvert, menerima berita mengerikan bahwa putrinya hilang.

Sang ayah yang khawatir segera menyiapkan perahunya untuk pergi dan mencari keluarganya.

Tapi, dia kemudian menerima telepon bahwa sampan yang membawa Lilycae dan yang lainnya telah tiba di sebuah pulau terpencil.

Letaknya sekitar 50 km utara dari tempat mereka seharusnya berlabuh.

"Biasanya, saya benar-benar melarang anak-anak saya naik sampan ini," ujar Kilvert kepada ABC.

“Tapi dia sangat bersemangat untuk pergi bersama Neneknya kembali ke pulau itu, sehingga saya berkata: 'Yah, melihat kondisi cuacanya sangat tenang ... jadi saya akan membuat pengecualian kali ini’.” katanya.

Tidak disangka, pengecualian itu adalah keputusan yang salah.

Kilvert telah tinggal di pulau Bougainville selama 30 tahun dan menjalankan perusahaan layanan perahu lokal.

Dia mengatakan perairan di sekitar pulau bisa sangat ‘ganas’ dan berbahaya. Dia telah dipanggil untuk menyelamatkan kelompok yang berangkat dengan sampan beberapa kali.

"Ada rantai gunung berapi yang di lautan dalam, itu memunculkan arus besar yang berputar-putar, sehingga sulit untuk memprediksi pergerakannya (laut)," katanya melansir Daily Mail.

Baca juga: Ini Aturan PPKM Darurat yang Berlaku di 15 Daerah di Luar Jawa dan Bali

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved