Bansos
Disebut Potong Bansos, Ketua RT di Jakarta Bantah dan Cari Pengadu: Gak Kasih Juga Gak Papa
Beredar kabar adanya pungutan liar (pungli) kepada warganya yang mendapat bantuan sosial (bansos) tunai di Petukangan Utara, Pesanggrahan.
TRIBUN-PAPUA.COM - Beredar kabar adanya pungutan liar (pungli) kepada warganya yang mendapat bantuan sosial (bansos) tunai di Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Dengar kabar tersebut, Ketua RT 0123/01 Petukangan Utara, Pesanggrahan, bernama Saman pun membantah tindak tersebut.
Saman mengungkapkan bahwa nominal uang tidak dipatok petugas yang merupakan kader PKK RT setempat, tetapi secara sukarela dari warga yang ingin memberi.
“Itu seikhlasnya saja bagi warga yang ingin kasih, yang tidak kasih juga nggak apa-apa,” ucap Saman saat ditemui di rumahnya, kepada Wartakotalive.com pada Jumat (23/7/2021) sore.
Baca juga: Kasus Suspek Covid 19 di Papua Capai 1.515 Orang, Paling Banyak dari Asmat 1.256 Orang
“Dari uang itu, kami kumpulkan uangnya untuk sekadar ucapan terima kasih ke petugas pos secara sukarela, buat makan siang dan ongkos, karena sudah antar undangan ke kami,” lanjutnya.
Selain itu, Saman mengatakan nantinya kelebihan uang dari pemberian warga secara sukarela kepada petugas tersebut diberikan kepada masyarakat yang tidak dapat bantuan bansos tunai.
“Kalau BST, kan, memang ada yang dapat, ada yang nggak. Jadi kalau ada lebih uang itu, kami bakal kasih ke warga yang nggak kebagian,” kata pria berusia 54 tahun itu.
“Kan ada yang nggak kebagian tuh, warga yang ngontrak, namanya dia nggak dapat undangan, maka kami kasih ke dia dari sisa uang itu. Dari warga untuk warga juga,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Saman kembali menegaskan hal tersebut tidak benar bahwa oknum petugas mematok uang kepada warga saat mengantar undangan BST.
“Sekali lagi, itu bohong, kalau memang benar-benar ada, saya bakalan cari siapa orangnya yang mengadukan ini, buktikan,” ujar Saman yang mengenakan masker berwarna biru itu.
Baca juga: Keluarga Bantah Kematian Jimmy Ijie Akibat Covid-19, Warga Rusak Fasilitas Bandara Sorong
Pernah Ditegur lurah

Adanya dugaan pungli di RT 13 RW 01, Kelurahan Petukangan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata bukan kali ini pertama saja terjadi.
Ketua RT 013 RW 01 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Saman mengatakan hal tersebut pernah mencuat pada awal 2021 lalu.
Kala itu, warga melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kelurahan karena adanya oknum petugas diduga menarik uang dengan besaran Rp 10.000.
“Dulu memang pernah pas awal-awal BST tahun ini, tapi tujuan kami buat jamuan petugas pos yang mengantar surat undangan,” kata Saman, Jumat (23/7/2021).
“Tapi kalau warga memang nggak mau kasih, ya nggak apa-apa. Kami menerima uang sukarela. Makanya ada yang kasih 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu, tetap kami terima,” lanjutnya.
Baca juga: Banyak Pesanan, Harga Peti Mati di Kota Jayapura Mencapai Rp 25 Juta
Baca juga: Benhur Siapkan Tempat Karantina Pasien Covid-19 Gejala Ringan seusai 6 Orang Meninggal saat Isoman
Lurah Petukangan Utara, Fahrul Hertanto akhirnya menemui Saman untuk meminta penjelasan terkait adanya penarikan uang Rp 10.000 per orang.
“Saya bilang ke pak lurah, saya nggak minta, pak. Warga yang kasih, tapi kan orang pada ikut-ikutan kasih, jadi dia kasih. Nggak ada artinya harus jumlah sekian,” ucap Saman.
Bantahan Petugas PKK

Para petuga PKK RT ketika dikonfirmasi Wartakotalive.com mengaku bahwa uang yang diberikan warga tersebut merupakan inisiatif.
Yayan mengatakan uang sebesar Rp 20.000 yang diterima PKK merupakan inisiatif warga yang ingin memberi dengan nominal tersebut, bukan paksaan.
“Kadang-kadang ada yang tanya “yang lain pada ngasih berapa, ya kami bilang Rp 20 ribu sih kebanyakan pada ngasih,” ujarnya kepada Wartakotalive.com, Jumat (23/7/2021).
“Kami ikut yang lain, pertama orang kasih Rp 20 ribu, terus ada lagi kasih Rp 20 ribu, jadi yang lain pada ikutan. Kami terima seikhlasnya, tidak mematok kasih berapa,” lanjutnya.
Saat mendatangi warga satu per satu penerima BST, PKK RT setempat menyediakan kantong plastik untuk menerima uang sukarela dari warga penerima BST.
Yayan juga mengakui uang sukarela dari warga diberikan kepada petugas pos untuk makan siang dan ongkos sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantar surat undangan.
“Sebenarnya warga mau kasih Rp 5 ribu, Rp10 ribu, ya boleh. Ada juga warga yang nggak kasih, ya nggak apa-apa. Itu kan sukarela saja dari warga,” kata Yayan.
“Saya jalan tuh rame-rame, nggak per blok, jadi kami tahu apa yang warga omongin, kita omongin, ya begitu, sama-sama kami jalan,” Atiah menambahkan.
Di sisi lain, Ninik menambahkan selain memberi kepada petugas, uang yang tersisa akan disalurkan kepada warga yang tidak mendapat bantuan BST.
Baca juga: Oknum PNS di Pontianak Terekam CCTV Lompat Jendela dan Mencuri, Rumah Sakit Rugi Rp 20 Juta
Baca juga: Keluarga Bantah Kematian Jimmy Ijie Akibat Covid-19, Warga Rusak Fasilitas Bandara Sorong
“Bukan untuk kami pribadi, jadi untuk warga yang nggak menerima surat undangan BST, uangnya kami berikan kepada mereka seperti orang yang tidak mampu,” ucapnya.
Terlepas dari itu, Ketua RT 013 RW 01, Saman mengatakan pembagian BST di wilayahnya sudah diberikan kepada 177 penerima BST pada Jumat ini sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Sebelumnya diberitakan, ada oknum petugas menarik pungutan dengan besaran Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per orang.
Peristiwa tersebut dialami oleh seorang warga RT 13/01 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Warga yang merupakan penerima BST senilai Rp 600.000 dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia itu dimintai uang sebesar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 oleh oknum petugas.
Oknum petugas beralasan uang yang disetorkan itu sebagai upah atas informasi terkait pencairan BST serta biaya perjamuan petugas pos yang mengantarkan BST.
(Wartakotalive,com/Ramadhan L Q)
Berita daerah lainnya
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Warga Petukangan Utara Keluhkan Pungli Bansos Tunai, Begini Bantahan Ketua RT dan Pengurusnya