Mapolsek Nimboran Dibakar Massa, Kapolda Papua Evaluasi Anak Buah: Anggota Kami Ada yang Berlebihan
Kapolda Papua meminta maaf terkait aksi anak buahnya yang memancing sekelompok orang melakukan pembakaran Polsek Nimboran.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri meminta maaf terkait aksi anak buahnya yang memancing sekelompok orang melakukan pembakaran Polsek Nimboran pada Senin (2/8/2021) siang.
Kapolda Fakhiri pun menegaskan akan mengevaluasi anggota Polri di tanah Papua.
Hal ini dilakukan setelah terjadinya aksi pembakaran Mapolsek Nimboran.
“Saya selaku kapolda memohon maaf, jika langkah anggota kami kemarin ada yang berlebihan, kami minta dukungan dan pengertian warga. Kami akan lakukan langkah tegas dan evaluasi menyeluruh,” kata Selasa (3/8/2021).
Kapolda juga melakukan peninjauan terhadap Mapolsek Nimboran yang dibakar warga.
Baca juga: Warga dan Pelaku Pembakaran akan Bangun Kembali Mapolsek Nimboran, Ini Kata Kapolda Papua
Usai pertemuan, Kapolda Fakhiri menegaskan akan ada evaluasi menyeluruh kepada anggota Polri di tanah Papua.
Kapolda menyampaikan oknum anggota yang melakukan penembakan akan menjalani pemeriksaan oleh Propam Polda Papua.
Jika tak sesuai prosedur tindakan tegas tentu akan diambil.
“Kami akan lakukan pemeriksaan kepada anggota yang terlibat, termasuk prosedur pengamanan saat kejadian itu berlangsung juga akan dilakukan,” bebernya.
Bangunan polsek yang hangus terbakar akan dibangun kembali dengan melibatkan warga masyarakat termasuk mereka yang melakukan pembakaran.
“Kami sudah berkomunikasi dengan kepala kampung dan dewan adat, nanti libatkan anak-anak kita yang membakar kemarin untuk membangun, supaya ada pelayanan kepolisian di sini,” ujarnya.
Baca juga: Akar Masalah Pembakaran Polsek Nimboran di Papua Akibat Pengaruh Minuman Keras
Diketahui, kejadian pembakaran Polsek Nimboran dipicu penembakan yang dilakukan oknum anggota Polsek Nomboran saat membubarkan sekelompok pemuda yang melakukan pemalakan.
Anggota terpaksa melakukan tindakan tegas lantaran pemuda yang didug dipengaruhi minuman keras melakukan penyerangan menggunakan sebuah besi linggis kepada petugas.
Akibat aksi nekat itu, seorang pemuda Frederik Sem (22) terkena rekosit di bagian kepala.
Lantaran simpang siur informasi yang menyebutkan Frederik Sem (22) tewas, warga sekitar secara spontanitas melakukan penyerangan dan pembakaran Polsek Nimboran.
(Tribun-Papua.com)
Artikel terkait lainnya