ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Indra Saputra, Kenalkan Noken, Taring Babi dan Koteka hingga ke Pegunungan Himalaya

Indra menyebutkan kebanyakan orang luar tidak tahu bahwa Papua itu di Indonesia. Hanya tahu Papua New Guinea.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Backpacker Papua, Indra Saputra saat berpose di puncak Poon Hill atau Sunrise point 3.210 MDPL, Himalaya. (Dokumentasi Pribadi) 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kebanggaan tersendiri datang dari seorang backpacker Indra Saputra (35), pemuda berdarah Jawa yang telah berkeliling Asia serta memperkenalkan budaya Papua.

Pria yang lahir dan besar di Jayapura itu telah berkelana ke 20 negara di Asia.

Di antaranya Thailand, Malaysia, Myanmar, Laos, India, Pakistan hingga Nepal.

Dengan merogoh kocek pribadinya, Indra yang memilih backpacker, berkeliling Asia karena menyukai wisata.

Dengan memanfaatkan aplikasi solo travelling, bernama Couchsurfing, Indra dengan mudah mendapatkan relasi pertemanan sesama backpacker dan penginapan lokal.

Baca juga: Istri Penyair WS Rendra, Ken Zuraida Berpulang

Baca juga: Kisah Arkeolog Hari Suroto, Menelusuri Jejak Manusia Purba di Danau Sentani Papua

Aplikasi tersebut juga memudahkan dirinya terkoneksi dengan orang lokal di suatu daerah tujuan, dalam skala global.

Tahun 2017, dirinya berniat untuk mengunjungi pegunungan Himalaya, yang merupakan lokasi dari gunung tertinggi di dunia, yakni Everest.

Melalui Couchsurfing, Indra bertemu virtual dengan beberapa orang lokal di India dan Pakistan.

Setelah itu, dirinya menyiapkan berbagai kelengkapan termasuk tiket pesawat.

Perjalanan Indra menuju Pegunungan Himalaya Nepal pun dimulai.

Ia terbang menggunakan Garuda Indonesia dari Bandar Udara Sentani Jayapura menuju Jakarta, lalu melanjutkan perjalanan ke India.

Sebelum sampai ke India, pesawat yang ditumpanginya singgah di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di dalam pesawat, Indra selalu mengenakan Noken dan ditasnya terpasang atribut Koteka, serta di lehernya tergantung kalung Taring Babi.

Dirinya sempat ditegur, karena dinilai membawa benda tajam di dalam pesawat. 

Namun ia mencoba menjelaskan kalung Taring Babi merupakan salah satu aksesoris khas orang Papua.

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, Indra tiba di Kolkata, India, dan mulai memperkenalkan atribut atau aksesoris khas Papua kepada warga yang ditemuinya di sana.

Mulai dari orang lokal yang telah menjadi kenalannya melalui aplikasi, hingga bepergian ke berbagai tempat wisata dan memamerkan barang bawaannya itu.

"Orang di India lebih tertarik pada Koteka, dan saya jelaskan fungsinya untuk menutup alat reproduksi pria di Papua," terangnya.

Selanjutnya dari Kolkata, pria dengan tas backpacker berwarna merah itu menumpangi kereta api menuju Jaisalmer, sebuah kota perbatasan antara India dan Pakistan, 

Sesampainya di sana, ia tak sungkan memperkenalkan Noken, kalung Taring Babi dan Koteka yang dibawanya kepada orang-orang yang ditemuinya.

Orang-orang di Jaisalmer sangat antusias melihat Koteka, dan ingin membelinya.

Singkat cerita, setelah berpelesir di Jaisalmer, ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Pegunungan Himalaya di Nepal.

Noken, koteka dan aksesoris Papua lainnya yang dibawa Indra saat berpetualang ke luar negeri.
Noken, koteka dan aksesoris Papua lainnya yang dibawa Indra saat berpetualang ke luar negeri. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Menggunakan kereta api malam, Indra tiba di Nepal dan bertemu orang lokal lagi.

Sembari mempersiapkan kelengkapan mendaki, Indra terus mengenalkan item lokal yang dibawanya.

"Mereka sering bertanya tentang Noken, bagaimana cara buatnya, dan penasaran dibuat dari bahan apa," jelasnya.

Pria pendiri Backpacker Papua itu mencoba menjelaskan bagaimana cara membuatnya, dan memaparkan kalau benda di tangannya itu merupakan warisan budaya dunia yang terdaftar UNESCO.

Esok harinya, setelah beristirahat, Indra dan rekan lokal sejawatnya menuju spot wisata di barisan Pegunungan Himalaya.

Mereka berhasil mencapai ketinggian Poon Hill atau Sunrise point 3.210 MDPL, dan menyempatkan diri berfoto sambil mengenakan Noken dan kaos Papua.

Sebagai seorang backpacker, Indra melakukan perjalanan ke berbagai negara tanpa agen perjalanan wisata, dan hanya berkelana seorang diri.

"Saya sudah survei dulu sebelumnya, lewat aplikasi dan tentukan rute, lalu spot-spot wisata mana yang akan saya pilih untuk dikunjungi," jelasnya.

Ditanya soal alasannya menyukai travelling, Indra mengatakan karena ingin memanfaatkan waktu mudanya, terlebih ia belum menikah, serta ingin mengenal dunia luar.

Dirinya juga menyebutkan kebanyakan orang luar tidak tahu bahwa Papua itu di Indonesia. Hanya tahu Papua New Guinea.

Berangkat dari rasa semangat mempromosikan Papua, dirinya terus konsisten melakukan perjalanan wisata ke berbagai belahan dunia.

"Terakhir mau ke Belanda, namun tertunda karena pandemi Covid-19," ucapnya.

Disinggung soal penilaiannya terhadap pariwisata di Papua, menurutnya punya potensi besar, hanya saja masih terbengkalai akibat tanah adat dan faktor keamanan.

Pria yang selalu membawa turis asing ke Jayapura itu, juga menghimbau kepada generasi muda Papua untuk terjun dalam bisnis pariwisata, terutama putra putri daerah. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved