Sejarah dari Tradisi Saling Kirim Kartu Ucapan Natal yang Dimulai di Inggris hingga Kini Berkembang
Bagi umat Kristiani di seluruh dunia, saling mengirim kartu Natal memang sudah menjadi kebiasaan.
Sayangnya, harga kartu Natal tersebut sangat mahal sehingga banyak orang yang tidak mampu membelinya.
Ketika sistem percetakan semakin berkembang pada 1860, kartu Natal menjadi sangat populer dan diproduksi dalam jumlah banyak.
Pada 1870, biaya untuk mengirim kartu pos – termasuk kartu ucapan Natal – turun menjadi setengah sen.
Ini artinya, semakin banyak orang yang bisa mengirim kartu tanpa terhalang biaya.
Di 1875, Louis Prang, tukang cetak asal Jerman yang tinggal di Inggris, mulai memproduksi kartu ucapan secara massal sehingga semakin banyak orang yang bisa memilikinya.
Yang khas dari desain kartu Natal Prang adalah gambar-gambar bunga, tumbuhan dan anak-anak.
Selanjutnya, pada 1915, John C. Hall dan dua saudara laki-lakinya mendirikan Hallmark Cards. Hingga saat ini, Hallmark Cards menjadi perusahaan pembuat kartu ucapan terbesar di dunia.
Baca juga: 35 Ucapan Selamat Natal dalam Bahasa Inggris dan Indonesia, Cocok Dibagikan untuk Keluarga dan Teman
Kartu Natal Pribadi
Kartu Natal ‘pribadi’ diketahui dikirim pertama kali pada 1891 oleh Annie Oakley, bintang acara televisi The Wild West.
Pada saat itu, Annie yang berada di Glasgow, Skotlandia, mengirimkan kartu ucapan Natal kepada teman-teman dan keluarganya di Amerika Serikat.
Di kartu tersebut, Annie menyelipkan foto pribadinya yang mengenakan tartan.
Diketahui bahwa Annie mendesain dan mencetak sendiri kartu Natalnya itu.
Sekitar 1910 dan 1920-an, kartu ucapan buatan sendiri menjadi populer.
Banyak yang membuat kartu dalam bentuk unik, lalu menambahkan kertas perak dan pita di sana.