Covid 19 Papua
Di Papua, Laki-laki Penderita Covid-19 Terbanyak Dibanding Perempuan
"Pada intinya infeksi Covid-19, tidak mengenal jenis kelamin, dan usia, itu prinsip yang utama," kata Dr Hendrikus MB Bolly Msi SpBS FICS AIFO-K.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Berdasarkan data yang dirilis Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, laki-laki menjadi penderita Covid-19 terbanyak dibandingkan perempuan.
Sesuai proporsi penyintas Covid-19 menurut jenis kelamin, jumlah pasien Covid-19 terbesar, ialah laki-laki dengan presentase 56%.
Sedangkan perempuan sebesar 44% dari total kasus orang terkonfirmasi positif kumulatif Covid-19 di Papua, yakni 40.066 kasus.
Baca juga: Kasus Harian Terkonfirmasi Positif Kabupaten Merauke Tertinggi di Papua Capai 53 orang
Melalui sambungan telepon seluler kepada Tribun-Papua.com Jumat (20/8/2021) ahli Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Cenderawasih Dr Hendrikus MB Bolly Msi SpBS FICS AIFO-K, menjelaskan soal fenomena ini.
"Pada intinya infeksi Covid-19, tidak mengenal jenis kelamin, dan usia, itu prinsip yang utama," tegasnya.
Kemudian, Hendrikus mengutarakan prinsip kedua ialah virus Covid-19 dalam menginfeksi seseorang, membutuhkan sel yang hidup.
"Artinya mobilitas manusia itu menjadi sangat penting, ketika manusia berpindah tempat, maka dengan mudah dapat menginfeksi orang lain," jelasnya.
Namun, Hendrikus mengatakan terdapat tiga kemungkinan kuat yang dapat menjelaskan, mengapa presentase laki-laki lebih banyak terinfeksi Covid-19, dibandingkan perempuan.
Alasan atau probabiliti yang pertama ialah, mayoritas mobilitas seorang laki-laki lebih tinggi, dibandingkan perempuan.
"Hal ini sesuai dengan peranan laki-laki dalam bekerja, dan beraktivitas di luar rumah," ujarnya.
Baca juga: Harapan Baru, 14 Daerah di Provinsi Papua Nihil Kasus Harian Covid-19
Kemungkinan faktor penyebab yang kedua menurut Hendrikus, berkaitan dengan tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
"Kita sadari bahwa, mayoritas watak laki-laki cenderung lebih cuek terhadap arahan 3M," imbuhnya.
Selain itu, Hendrikus mengatakan alasan paling mendasar dari sisi medis, yang dapat menjelaskan fenomena tersebut, ialah jumlah reseptor.
Dirinya menambahkan, kemampuan virus untuk menginfeksi manusia bergantung pada kuantitas reseptor, yang mengikat virus tersebut pada permukaan sel.