Berita Populer
4 Berita Populer: Gubernur "Keliru" Ganti Dirut RSUD Jayapura hingga Pemain Termahal Persipura
Berita Populer: Gubernur Dinilai Keliru Ganti Dirut RSUD Jayapura hingga Yevhen Bokhashvili Jadi Pemain Termahal Persipura. Baca selenghkapnya.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Berikut empat berita populer yang dirangkum Tribun-Papua.com selama 24 jam, sejak Sennin (23/8/2021) hingga Selasa (24/8/2021).
Mulai dari, Gubernur Dinilai Keliru Ganti Dirut RSUD Jayapura hingga Yevhen Bokhashvili Jadi Pemain Termahal Persipura
1. Natan Pahabol: Gubernur Papua Keliru Mengganti Aloysius Giyai
Anggota Komisi V DPR Papua, Nathan Pahabol, menilai Gubernur Papua Lukas Enembe keliru menganti drg Aloysius Giyai dari jabatan Direktur RSUD Jayapura secara tidak terhormat.
Terlebih kata dia, pergantian tersebut tanpa melalui prosedur yang lazim di bidang birokrasi pemerintahan.
Alasan pernyataan Natan ini, menyusul fakta kinerja drf Aloysius Giyai yang telah terbukti mampu merubah wajah RSUD Abepura, mulai infrastruktur, SMD handal, hingga pelayanan kesehatan modern bagi masyarakat.
Menurut Nathan, Aloysius Giyai adalah sosok putra Asli Papua di lingkup birokrasi yang mampu menterjemahkan visi dan misi pasangan Lukas Enembe dan Klemen Tinal, sejak periode pertama memimpin Papua.
Nathan juga menyesalkan Gubernur Lukas sebelum melakukan pergantian, tidak memanggil Aloysius terlebih dulu, lalu memberikan teguran selaku atasan.
2. RS Provita Akui Oknum Tenaga Medisnya Terlibat Pembuatan Surat PCR Palsu
Manajemen Rumah Sakit Provita Jayapura akhirnya mengakui dua oknum tenaga medisnya terlibat dalam pemalsusan surat tes PCR yang kini dalam penanganan Polres Jayapura.
Kuasa Hukum RS Provita, Wahyu Wibowo membenarkan terdapat satu surat PCR yang saat ini menjadi barang bukti yang merupakan produk dari rumah sakit tersebut.
Namun, Rumah Sakit Provita akan melakukan pendampingan hukum bagi tersangka.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Provita, drg Fansca Titaheluw, mengatakan setiap surat PCR yang dikeluarkan oleh pihaknya meski tidak ditandatangani basah, telah melalui proses validasi oleh dokter Patologi klinik.
Ke depan, Rumah Sakit yang dikelola oleh Hermina tersebut akan meningkatkan pengawasan sehingga tidak akan terjadi kejadian tersebut kembali.