ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Lipsus Mahkota Burung Cenderawasih

Aktivis Kembali Gaungkan Save Cenderawasih Jelang PON XX Papua

"Ada juga Ondoafi yang masih menyebut jika mahkota burung Cenderawasih dipakaikan ke para tamu, maka akan budayanya akan dikenal," kesal Iqbal.

Tribun-Papua.com/Aldi Bimantara
SAVE CENDERAWASIH - Kampanye Save Cenderawasih yang dilakukan para pemerhati lingkungan dan konservasi di depan Stadion Utama Lukas Enembe, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sempat menjadi sorotan publik atas penggunaan mahkota asli burung Cenderawasih, aktivis lingkungan menilai momen PON XX tepat untuk lakukan edukasi. 

Hal itu diungkapkan oleh pemerhati atau aktivis lingkungan hidup dan konservasi Iqbal Asra melalui gawainya kepada Tribun-Papua.com, Selasa (14/9/2021). 

"PON XX Papua merupakan momentum yang tepat untuk edukasi dan lakukan penyadaran kepada publik terkait larangan penggunaan mahkota asli burung Cenderawasih," jelasnya. 

Menurut Iqbal, saat PON XX, bisa jadi atlet ataupun kontingen berfikir jika mahkota Cenderawasih oleh-oleh dari Papua yang bisa dibawa pulang. 

"Ini yang perlu ditekankan, bahwa mahkota asli burung Cenderawasih ialah benda sakral, bukan cenderamata," tegasnya. 

Baca juga: OPM Nyatakan Tak Ganggu Keamanan PON XX di Papua, Komnas HAM Beri Apresiasi

Iqbal bersama pemerhati lingkungan lainnya rutin menggelar kampanye Save Cenderawasih, menjelang PON XX, Oktober mendatang. 

"Kampanye ini kami lakukan spontanitas bersama teman-teman lainnya yang ingin didengarkan," ujarnya. 

Bersama rekan-rekannya, Iqbal menyarankan agar tamu ataupun para kontingen PON XX 2021 lebih baik melihat burung Cenderawasih yang hidup di habitatnya, dari pada yang sudah mati. 

"Spot burung Cenderawasih dapat diamati di Kampung Rhepang Muaif, Tablasupa, Tablanusu dan Unurum Guay," sebut Iqbal.

Baca juga: Hutan Sagu Papua Barat Digadang-gadang Jadi Agrowisata, Proyek Baru?

Ia menilai, hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk mengamati burung Cenderawasih langsung di habitatnya masih minim. 

"Entah karna masih kurang sosialiasi, atau apatis dengan Cenderawasih," kesalnya. 

Iqbal juga menyoroti soal para Ondoafi atau kepala adat yang belum sepamahaman terkait penggunaan mahkota burung Cenderawasih. 

Baca juga: Bupati Ingkar Janji, Mahasiswa Jayawijaya Palang Kantor Perwakilan Pemerintah di Sentani

"Ada juga Ondoafi yang masih menyebut jika mahkota burung Cenderawasih dipakaikan ke para tamu, maka akan budayanya akan dikenal," kesalnya lagi. 

Kareananya, momentum PON XX Papua 2021 dinilai tepat untuk mengkampanyekan burung Cenderawasih.

Harapannya, agar semua pihak bergerak bersama menyelamatkan burung endemik kebanggaan Papua tersebut. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved