ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Rimbun Air Jatuh di Papua

Co-Pilot Rimbun Air yang Tewas saat Terbang di Langit Papua Tinggalkan Bayi Usia 10 Bulan

Anak saya intens komunikasi, terutama sama istri dan anaknya. Jadi setiap dia mau terbang atau landing dia sempat video call

Editor: Roy Ratumakin
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Keluarga saat menunjukkan foto semasa hidup Copilot Mohammad Fajar Dwi Saputra di rumah duka, Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Kamis (16/9/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM: Duka mendalam dialami keluarga besar Co-Pilot Rimbun Air, Mohammad Fajar Dwi Saputra yang meninggal akibat pesawat yang diawaki Kapten H Mirza menabrak gunung sesaat sebelum landing di Bandara Bilogai, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021) lalu.

Dalam insiden pesawat ini, tiga orang meninggal dunia di antaranya Kapten H Mirza sebagai pilot, Mohammad Fajar Dwi Saputra sebagai Co-Pilot dan Iswahyudi sebagai teknisi.

Ketiganya ditemukan sudah tak bernyawa bersama pesawat yang mereka tumpangi di kawasan pegunungan Intan Jaya.

Baca juga: Kapten H Mirza Akhirnya Dimakamkan di Kota Bogor

Pesawat Rimbun Air itu ditemukan di ketinggian 2.400 meter dalam kondisi hancur dengan jarak 5 km dari Bandara Bilogai ke arah Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.

Di balik kecelakaan pesawat ini, kisah dan ada duka mendalam di keluarga serta kerabat korban satu di antaranya Kopilot Rimbun Air Mohammad Fajar Dwi Saputra.

Pesawat bermuatan cargo bahan bangunan itu ditemukan tim SAR pada koordinat 3.44.45 S – 136.59.59 E.

Co-Pilot yang masih berusia 26 tahun itu rupanya meninggalkan buah hatinya yang masih berusia 10 bulan.

"Sudah menikah, punya seorang putra baru umur 10 bulan," kata Sri Purwati, ibunda almarhum Fajar  saat dijumpai di rumah duka Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, dikutip Tribun-Papua.com dari laman TribunNewsBogor, Kamis (16/9/2021).

Menurutnya, putra bungsunya itu sempat menelepon istri dan anaknya yang baru berusia 10 bulan sebelum melakukan penerbangan.

Baca juga: 3 Kru Pesawat Rimbun Air Ditemukan, Kapolres Intan Jaya: Pilot, Kopilot dan Mekanik Semua Meninggal

"Anak saya intens komunikasi, terutama sama istri dan anaknya. Jadi setiap dia mau terbang atau landing dia sempatkan video call," kenangnya.

Bahkan sebelum penerbangannya yang terakhir, kebiasaan Fajar menelepon istrinya tetap dilakukan.

Sri mengatakan, Fajar selalu rindu dengan putra kecilnya.

Baca juga: Butuh 7 Jam Jalan Kaki ke Lokasi Jatuhnya Pesawat Rimbun Air

Setiap video call, dia ingin melihat wajah sang anak dan mengetahui kabar keluarga di rumah.

"Karena sedang punya anak kecil ya, lucu-lucunya. Terakhir komunikasi dengan istrinya waktu Jakarta jam 3 pagi ya. Dia mau berangkat terbang itu dia sempat komunikasi video call dengan istrinya," jelas Sri.

Gagal Masuk Akpol

Co-Pilot Rimbun Air Mohammad Fajar Dwi Saputra dikenal sebagai pribadi yang pantang menyerah.

Sempat gagal masuk Akademi Kepolisian (Akpol), ia terus berjuang menapaki karier di dunia penerbangan.

Ibunda Fajar, Sri Purwati bercerita, sejak kecil putranya bercita-cita menjadi seorang polisi atau tentara. Usai lulus sekolah, Fajar pernah mengikuti tes masuk Akpol namun gagal di tahap akhir.

"Anak saya dari kecil awalnya (ingin berkarier) di angkatan (kepolisian), kemudian sempat mau masuk Akpol jadi sudah sampai tahap pantukhir (penentuan tahap akhir) dia gagal," kata Sri.

Tidak berhenti sampai di situ, Fajar kemudian meminta izin masuk kepolisian melalui jalur Bintara Polri.

Namun, Keinginannya tidak disetujui keluarga. Cita-cita menjadi seorang polisi kemudian dia tinggalkan, tetapi tekadnya menjadi sukses tidak berhenti sampai di situ.

Baca juga: Ini Kronologis Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Intan Jaya Papua

Fajar akhir memilih menekuni dunia penerbangan, dia ingin menjadi seorang pilot dan masuk ke sekolah penerbangan Alfa di Halim Perdana Kusuma.

"Dia mau masuk polisi pakai jalur brigadir saya tidak perbolehkan. Kemudian dia pilih masuk sekolah pilot," kata Sri.

Fajar menempuh pendidikan pilot dari 2013 dan lulus 2015, karier pertamanya bekerja di maskapai penerbangan dimulai di Aviastar sejak 2017.

Di maskapai Aviastar, Fajar menapaki karier di dunia penerbangan selama kurang lebih tiga tahun. Baru pada Januari 2020, dia bekerja di maskapai Rimbun Air. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved