Pengakuan Mahasiswa yang KTPnya Dipakai Teman untuk Pinjol: Tunggakan Utang Sudah Sampai Rp 800 Ribu
M mengaku, peristiwa tersebut berawal saat temannya meminta tolong dan menyuruhnya untuk berfoto dengan memegang KTP.
TRIBUN-PAPUA.COM - Seorang mahasiswa berinisial M (28) kaget, saat tiba-tiba diminta untuk melunasi utang temannya oleh sebuah pinjaman online (pinjol).
Diketahui, M ternyata diteror penagih pinjol lantaran ada di kontak darurat.
M mengaku, peristiwa tersebut berawal saat temannya meminta tolong dan menyuruhnya untuk berfoto dengan memegang KTP.
Baca juga: Kronologi Barang-barang yang Dicuri Tiba-tiba Dikembalikan beserta Sepucuk Surat Permintaan Maaf
Baca juga: Sejak Sebulan, Puskesmas dan Permukiman Warga Diserbu Kawanan Monyet hingga Sejumlah Fasilitas Rusak
Tak tahu menahu dan hanya dikira sebagai candaan, M pun langsung melakukannya.
"Saya awalnya disuruh foto sama KTP oleh teman saya. Saya kira ya buat guyon (becanda). Ternyata foto itu disalahgunakan teman saya untuk pinjol ilegal," ujarnya.
Selain itu, temannya itu ternyata juga memberikan nomor kontaknya kepada pihak pinjol sebagai nomor darurat.
Ia pun kaget ketika dihubungi terus menerus oleh nomor tak dikenal dengan tujuan menagih utang.
"Saya ditelepon pertama kaget karena enggak ngerasa berutang. Awalnya pinjam Rp 500.000. Tunggakan utang sudah sampai Rp 800 ribu. Jatuh tempo pinjaman selama satu bulan," ucapnya.
Uang sebanyak itu terhitung besar bagi M yang merupakan seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang.
Saat ditagih pihak pinjol, ia awalnya tidak menggubris karena meyakini akan selesai dengan sendirinya.
Namun ternyata teror pinjol itu semakin membabi buta dan merembet dengan menghubungi nomor teman lainnya.
"Sehari bisa sampai 6 kali diteror penagih pinjol lewat telepon. Saat nomor tak aktif maka nomor teman-teman lain yang akan dihubungi," ujarnya.
Baca juga: Persipura Jayapura Terpuruk di Zona Degradasi, Manajemen: Menunggu Laporan Penuh Jacksen F Tiago
Lantaran sudah geram dengan teror yang terus berdatangan, ia pun memilih mengangkat telepon dari pinjol tersebut.
"Saat saya angkat diminta segera membayar utang teman saya. Jujur berat karena itu bukan utang saya tapi karena sudah jengah terpaksa dibayar. Saya diberi nomor seri khusus yang gunanya untuk membayar utang itu," tuturnya.
Ia berharap polisi bisa memburu jaringan pelaku pinjol karena sangat merugikan dan meresahkan para korban.