ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

G30S PKI

Menakar Dalang G30S: Peran PKI, Konflik Internal AD, CIA hingga Soeharto

iapa dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September (G30S) hingga kini masih menjadi perdebatan. Berikut 5 versinya. Baca!

Tribun-Papua.com/Istimewa
Soeharto (kiri) dan Soekarno (kanan). 

TRIBUN-PAPUA.COM - Siapa dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September (G30S) hingga kini masih menjadi perdebatan. 

Setidaknya, ada 5 versi dalang peristiwa G30S 1965 yang menewaskan 7 Jenderal.

Berikut 5 Dalang peristiwa berdarah yang menjadi sejarah kelam Indonesia tersebut:

Partai Komunis Indonesia (PKI). (Wikipedia)
Partai Komunis Indonesia (PKI). (Wikipedia) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

VERSI 1: Partai Komunis Indonesia (PKI)

Ini merupakan versi rezim Orde Baru.

Literatur pertama dibuat sejarawan Nugroho Notosusanto dan Ismael Saleh bertajuk Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia (1968).

Intinya menyebut skenario PKI yang sudah lama ingin mengkomuniskan Indonesia.

Buku ini juga jadi acuan pembuatan film Pengkhianatan G30S/PKI garapan Arifin C. Noer.

Selain itu, rezim Orde Baru membuat Buku Putih yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara dan Sejarah Nasional Indonesia suntingan Nugroho Notosusanto yang diajarkan di sekolah-sekolah semenjak Soeharto berkuasa.

Oleh karena itu, versi Orde Baru ini mencantumkan “/PKI” di belakang G30S.

Baca juga: Sorotan Media Asing Atas Tragedi G30S PKI 1965: Ada Propaganda Hitam Inggris

Para pelaku sendiri menamai operasi dan menyebutkannya dalam pengumuman resmi sebagai “Gerakan 30 September” atau “G30S”.

Sebagai bagian dari propaganda Orde Baru, gerakan ini pernah disebut sebagai Gestapu (Gerakan September Tigapuluh).

Penamaan ini adalah bagian dari propaganda untuk mengingatkan orang kepada Gestapo, polisi rahasia Nazi Jerman yang terkenal kejam.

Presiden Soekarno mengajukan penamaan menurut versinya sendiri, yakni “Gerakan Satu Oktober” atau “Gestok.”

Menurutnya, Gestok jauh lebih tepat menggambarkan peristiwanya karena kejadian penculikan para jenderal dilakukan lewat tengah malam 30 September yang artinya sudah memasuki tanggal 1 Oktober dini hari.

Baca juga: DN Aidit dan Jejak Pikiran Sang Ketua PKI, Wawancara 1964

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved