ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Kontak Senjata di Intan Jaya, Mahfud MD: OPM Cari Panggung Saat Presiden Jokowi Hadiri KTT G20

Menko Polhukam Mahfud MD menilai, kasus di Kabupaten Intan Jaya, Papua adalah aksi tetor terselubung bikinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Editor: Roy Ratumakin
Istimewa
Dalam memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), TNI-Polri mulai melakukan blokade terhadap akses masuk kelompok yang dicap teroris oleh negara di Kabupaten Intan Jaya, Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai, kasus di Kabupaten Intan Jaya, Papua adalah aksi tetor terselubung bikinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Aksi teror terselubung tersebut menurut Mahfud, karena saa kejadian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang berada di Italia mengikuti KTT G20.

Seperti diketahui, situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua, kembali memanas karena aksi teror KKB yang dicap teroris oleh negara kontak senjata dengan TNI-Polri.

Baca juga: Pengakuan 2 Oknum Polisi yang Jual Amunisi ke KKB Papua, Baru Sekali Melakukan

"OPM itu selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian luar negeri. Saat ini Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20, OPM memanfaatkan momentum itu," kata Mahfud dikutip Tribun-Papua.com dari laman Surya, Senin (1/11/2021).

Padahal, kata Mahfud, permasalahan yang terjadi di Papua tidak pernah diagendakan oleh lembaga-lembaga internasional yang resmi.

"Bukan soal disintegrasi," tegas dia.

Selama kontak tembak terjadi belakangan ini, Mahfud mengaku terus memantau perkembangan situasi dengan merujuk laporan Polri, TNI, BIN, termasuk seruan Keuskupan Timika, Papua.

Baca juga: Pasca Diserang KKB Papua, Kondisi Bandara Bilorai Diungkap Kemenhub

Di samping itu, Mahfud meminta aparat Polri-TNI melakukan tindakan terukur agar tidak terjadi korban di pihak masyarakat sipil.

"Sebenarnya, seperti masyarakat tahu, Polri dan TNI sudah sangat berhati-hati melindungi warga sipil. Tapi seperti anda tahu, OPM itu selalu menyerang dari belakang dan menjadikan warga sipil sebagai tameng dan korban," ungkapnya.

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved