Peparnas XVI Papua
PARAH, Tak Hanya di PON, Kontingen Peparnas XVI Keluhkan Makanan Basi
Kontingen Pekan Paralimpiade Nasional XVI Papua, yang tinggal di Hotel Sahid Jayapura, menguhkan makanan basi dan telat diantar ke hotel
Penulis: Musa Abubar | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Musa Abubar
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kontingen Pekan Paralimpiade Nasional XVI Papua, yang tinggal di Hotel Sahid Jayapura, menguhkan makanan basi dan telat diantar ke hotel
Makanan untuk para atlet dan kontingen Peparnas XVI Papua terlambat diantarkan, sebagian di antaranya basi, menunya sama dalam sehari sejak pagi sampai malam.
Harusnya, kasus makanan terlambat dan basi tak terjadi, lantaran pernah ada di PON XX Papua.
Baca juga: Ini Peta Jalan Atlet Disabilita di Peparnas XVI
Sejumlah atlet dan pelatih menyesalkan hal tersebut. Salah satunya, Rio Irnawan, pelatih dua cabang olahraga catur asal Sumatera Barat.
"Sejak hari Selasa (2/11/2021) kami nyampai disini, makanan sudah dua kali telat. Rabu (3/11/2021) juga makan telat, kemudian saat pembukaan itu juga makanannya sangat telat," kata Rio Irawan kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Senin (8/11/2021).
Meski demikian, kata dia, pihaknya memahami kesibukan panitia saat opening ceremony, namun perlu diketahui bahwa tidak semua kontingen datang ke acara pembukaan di Stadion Mandala Jayapura, Jumat (5/11/2021).
"Tapikan gak seluruh kontingen datang ke pembukaan. Masih ada yang di hotel. Mungkin koordinasi panitia nya lebih diperbaiki lagi," ujarnya.
Saat mendapatkan makanan basi, menurut dia, pihaknya sempat komplain ke panitia lalu diganti dengan makanan yang tak basi.
"Sisanya setelah itu, alhamdulillah lancar. Tapi kebanyakan daging, kasihan sama orang-orang tua yang bermasalah dengan tensi, terpaksa makan gorengannya saja, gak makan daging. Seperti yang dirasakan pelatih utama kami yang sudah berusia 71 tahun," katanya.
Baca juga: NPCI Temukan 2 Atlet Cabor Badminton Kelas Dunia di Ajang Peparnas XVI
Rio menyarankan, sebaiknya urusan konsumsi ditangani sekaligus oleh hotel yang ditempati.
"Menurut saya sih mungkin lebih baik kayak kami TC di Sumatera Barat, layanan konsumsi di satu hotel, itu dari sarapan, makan siang, makan malam langsung dari pihak hotel menyediakan," ujarnya.
"Jadi kami gak menunggu-nunggu makanan, itu sudah klop lepas di satu hotel. Mungkin dari panitia apa yang dirasa kurang, dibenahi lagi," katanya.
Baca juga: Papua Kembali Dulang Emas Peparnas XVI dari Dapiel Bayage
Dia mengatakan, hal ini sangat disesalkan, lantaran di PON yang kabarnya konsumsi datang telat dan basi, seharusnya teratasi di momentum olahraga kali ini.
Karena ini ibaratnya sudah mengikuti alur yang sudah terjadi di PON. Mungkin kedepannya bisa lebih diperbaiki lagi.
"Kami tamu disini, sudah hak kami seperti itu, kalau seandainya makanan yang dibuat gak bisa dimakan, itukan sayang juga. Sementara diluar banyak yang butuh makanan," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Sukarnedi, Pelatih Catur Papua.
"Menu makanannya tidak variatif dan terasa hambar. Hanya itu-itu saja dari makan pagi, siang sampai malam. Sayurannya pun itu-itu saja, kol dan buncis," ujarnya.
Sukarnedi mengaku mencegah mengkonsumsi daging-dagingan sehingga jika ada daging maka tak disentuh.
Baca juga: Ada Ledakan di Rumah Orangtua Veronica Koman
Lantaran menu nyaris sama, banyak atlet dan kontingen yang tak makan makanan nasi kotak yang disediakan. Banyak makanan yang terbuang karena mereka lebih memilih makan diluar.
"Hal seperti ini sangat disayangkan, karena dapat memperburuk citra Papua sebagai tuan rumah. Apalagi banyak keluhan," katanya.
"Akan dianggap kurang maksimal dalam pelayanannya. Semoga kedepannya bisa lebih diperbaiki lagi,"tambah dia. (*)