Persipura
Pukul Wasit dan Berkata Kasar Penyebab Todd Rivaldo Ferre Dilarang Bermain 1 Tahun
Todd Rivaldo Ferre melakukan tindakan buruk terhadap perangkat pertandingan ketika melawan Bali United dalam laga pekan ke-11 Liga 1.
TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, menjelaskan bagaimana akhirnya gelandang Persipura Jayapura, Todd Ferre mendapat hukuman larangan bermain satu tahun.
Seperti diketahui, Todd Rivaldo Ferre melakukan tindakan buruk terhadap perangkat pertandingan ketika melawan Bali United dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2021/2022 pada 5 November 2021.
Akibat dari tindakan buruk yang dilakukan oleh Todd Ferre tersebut, Komdis pun memberikan hukuman yang layak untuk pemain muda terbaik 2019 tersebut.
“Jadi memang dia sudah kami sidangkan dan jatuhkan hukuman pada tanggal 17 November kemarin,” kata Erwin Tobing, dikutip Tribun-Papua.com dari laman BolaSport.com, Kamis (25/11/2021).
Baca juga: Kecewa Implementasi Otsus, Ini Maksud Lukas Enembe Menarik Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa
Erwin Tobing pun menjelaskan penyebab dari diambilnya keputusan tersebut oleh Komdis PSSI.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Todd Ferre itu sudah berlebihan.
Sehingga agar bisa memberikan rasa jera kepada pemain maka dia dilarang bermain selama satu tahun.
Erwin bahkan menjelaskan Kode Dsiplin yang dilanggar oleh Todd Ferre yakni pasal ke-50 ayat 1 poin B tahun 2018.
Pasal 50 ayat satu poin B itu berbunyi, termasuk sanksi skor secara otomatis yang timbul sebagaimana yang dimaksudkan pasal 15 ayar 4 Kode Disiplin PSSI ini, maka jumlah sanksi skor secara keseluruhan terhadap siapa pun yang menerima kartu merah dalam keadaan-keadaan tertentu adalah sebagai berikut.
Baca juga: Nelson Alom Beberkan Kunci di Balik Garangnya Kembali Penampilan Persipura
Poin B, sekurang-kurangnya selama enam bulan karena melakukan penyerangan (dengan menyikut atau memukul atau menendang dan sebagainya) terhadap perangkat pertandingan.
“Dia kesalahannya itu melanggar pasal 50 ayat 1, poin B Kode Disiplin 2018, terkait dengan tindakan tidak suportif dan tidak fair play,” ucap Erwin Tobing.
"Dia protes dengan mengeluarkan kata-kata tidak pantas dan melakukan pemukulan terhadap perangkat pertandingan.”
“Dan dia juga terus berusaha mengadang perangkat pertandingan yang mau masuk ke ruang ganti. Cuma itu langsung dicegah. Jadi kami memutus itu berdasarkan aturan yang ada.”
Baca juga: Bupati Didimus Yahuli: Ultimatum OPM di Yahukimo Hanyalah Propaganda, Warga Jangan Terprovokasi
Erwin Tobing bahkan mengingatkan bahwa semua aturan ini berlaku untuk semua pertandingan dibawa naungan PSSI.
Jadi hukuman larangan bermain hingga satu tahun atau lebih bisa diberikan bisa kepada semua pemain yang melakukan pelanggaran.
Menurut Erwin tak penting seberapa bagus kemampuan yang dimiliki pemain apabila mental bertanding mereka tidak bagus.
“Biar dia tahu, mau dia sudah bermain di luar negeri sekalipun. Jangan dia merasa hebat sudah bermain di luar negeri, tapi mentalnya tidak berubah,” kata Erwin.
“Pokoknya ini berlaku disemua kompetisi yang berada dibawa naungan PSSI.”
Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, sehingga sangat tidak layak untuk dilihat dalam sebuah pertandingan memukul perangkat pertandingan.
Baca juga: OPM Ultimatum Bupati Hingga Warga Non-Papua di Yahukimo Usai Serang Pos TNI
Bahkan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas untuk didegar, tentu saja sangat tidak tepat.
“Kita ini kan mau jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Jadi kami maunya pemain yang tidak benar ya kami tindak tegas. Biar yang lain juga tahu,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai pemain sepak bola hidup mereka hanya akan bergulir dalam dunia si kulit bundar saja.
Maka dari itu, seharusnya para pemain tidak melakukan hal yang fatal.
Erwin Tobing bahkan mengatakan apabila para pemain ingin memukul seseorang seharusnya pindah cabang olahraga (cabor) tinju bukan lagi di sepak bola.
Sebab sebagai pemain sepak bola itu bukan hal yang lumrah bahkan memukul itu tindakan yang tak terpuji.
“Kalau pemain sepak bola itu kan hidupnya dari sepak bola ya, jadi dia permain dengan bola dong,” tuturnya.
“Kalau dia mau main pukul dan tinju ya pindah cabor saja biar jadi petinju dan main di ring tinju bukan main bola. Jadi dia harus bermain indah sehingga tontonannya pun indah.”
Erwin Tobing juga menegaskan bahwa hingga pekan ke-12 ini memang banyak yang diberi hukuman karena memang pelanggaran.
Namun, Erwin mengaku meyayangkan hal itu karena keinginan PSSI itu sepak bola Indonesia bisa lebih baik lagi ke depannya.
Baca juga: Persipura Tuai Tiga Poin, Israel Wamiau: Ini yang Kalian Minta Toh
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar para lebih berhati-hati ke depannya, karena PSSI akan langsung bertindak tegas apabila ada pemain yang melanggar.
“Kami itu mau pemain kami punya jiwa suportivitas, baik secara mentalitasnya, punya integritas. Jadi orang nonton, tamu-tamu luar lihat pun enak,” kata Erwin lagi.
“Lha ini, seikit-sedikit protes main pukul, menghina, itu kan sangat tidak pantas. Karena kan kita mau jadi tuan rumah jadi kami coba, dari pemain, ofisial, dan pemilik klub, lihat itu anak buahmu ingatkan.”
“Kami kan menindak tegas sesuai kode disiplin yang ada. Itu kami tidak mengarang ya, karena itu ada laporan dari LIB, match komisioner, wasit, dan semua ada laporannya, ada videonya, kami putuskan atas dasar itu.” (*)
Sumber: BolaSport.com