ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Saat Lukas Enembe Polos Bela Rakyat Papua: Siap Perang dengan KPK dan Minta Merdeka

LE sapaan akrabnya pernah bersikeras melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah menggeledah Kantor Gubernur Papua.

Papua.go.id
Gubernur Papua Lukas Enembe 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kepolosan Lukas Enembe sepanjang memimpin Provinsi Papua bukan berarti menandakan dia lemah.

Sebagai Gubernur, Lukas tampak konsisten mengawal jeritan dan tangisan masyarakat Papua di hadapan pemerintah pusat.

Seperti dikutip Tribun-Papua.com dari buku berjudul Jatuh Bangun Lukas Enembe, yang ditulis oleh Elpius Hugi, tepat di halaman 36, menceritakan tentang ketegasan dan kepolosan orang nomor satu di Bumi Cenderawasih sejak 2017-2019 lalu.

Baca juga: Seorang Jenderal TNI Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi, Selama Ini Gaji Prajurit Dipotong

LE sapaan akrabnya pernah bersikeras melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah menggeledah Kantor Gubernur Papua tanpa sepengetahuannya pada 2 Februari 2017.

"Saya siap perang dengan KPK kalau lembaga ini kerja untuk kepentingan tertentu dan saya dihalangi maju Gubernur Papua untuk periode kedua," ujar Enembe, saat itu.

Kemudian, saat dipanggil Bareskrim Polri di tahun yang sama, Enembe juga menilai panggilan tersebut membuatnya terusik.

Selain itu, kepolosannya dalam mengutarakan pernyataan yang siap mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden walau dirinya besar dari Partai Demokrat.

Baca juga: Pemerintah di Papua Diminta Berperan Aktif Dekati Masyarakat Atasi KKB

"Saya siap dipecat dari Partai Demokrat karena mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019," ungkapnya.

Bukan hanya itu, pada Desembe 2018, Lukas Enembe juga pernah mengeluarkan statemen keras saat dirinya meminta penarikan pasukan TNI-Polri dari Kabupaten Nduga Provinsi Papua.

Selanjutnya pada 26 Agustus 2019, Gubernur Lukas pernah menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo permintaan masyarakat Papua yang meminta merdeka saat terjadi kasus rasisme di Asrama Kamasan di Surabaya, 16 Agustus 2019.

Baca juga: Pengungsi di Maybrat Histeris Lihat Rumah Mereka Rusak, Begini Respon Komnas HAM

Semua ungkapan yang diutarakan tersebut tertuang dalam buku tersebut.

Sehingga orang nomor satu di Tanah Papua ini disebut jujur, dan polos karena yang dilakukan demi kepentingan rakyat.

Bahkan dirinya berani mempertaruhkan jabatan dan nyawanya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved