Dipaksa Ngaku Curi Uang Rp 9 Juta, Remaja di Medan: Saya Bilang Iya agar Tak Dipukuli Lagi
Seorang remaja berinisial F (15) yang bekerja sebagai kurir di tempat usaha jual beli bedak, mengaku dianiaya majikannya.
TRIBUN-PAPUA.COM - Seorang remaja berinisial F (15) yang bekerja sebagai kurir di tempat usaha jual beli bedak, mengaku dianiaya majikannya.
F juga dipaksa mengaku telah mencuri uang Rp 9 juta milik majikannya, BS, di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
"Saya sampai di hotel, lalu packing-packing, di situ lah saya dituduh mencuri bedaknya. Di situ saya dipukuli. Saya berdebat sama dia, saya bilang enggak ada kuambil, tapi dipukul terus. Terus saya bilang iya supaya tak dipukuli lagi. Saya ngaku gitu," katanya, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Terungkap Wanita yang Ditemukan Tewas Terbungkus Plastik Dibunuh Mantan Suami, Jasad sempat Dikubur
Baca juga: Kronologi Remaja Disekap lalu Dirudapaksa 14 Pria, Korban Sempat Hilang dan Dicari sang Ibu
Tak hanya itu, F juga mengaku telah dianiaya dengan menggunakan cutter di bagian paha.
Hal itu terjadi setelah dirinya dianiaya di hotel, lalu dibawa oleh pelaku ke sebuah rumah di Jalan S. Parman.
Di tempat itu, kata F, dirinya dipukuli di depan warga lainnya.
Kakak pelaku saat itu sempat marah dan mengatakan agar tidak dipukuli dan menyerahkannya ke polisi jika memang salah.
Namun, teguran itu tak diindahkan BS dan justru membawa F ke ke kos-kosannya.
Saat itulah Dia disekap di dapur dan disayat dengan pisau cutter.
Baca juga: Melanggar Daerah Perbatasan Perairan Papua Nugini saat Cari Ikan, 8 Nelayan Indonesia Ditangkap
Motor dan Ponsel Disita Pelaku
F mengaku mencoba kabur dari kos-kosan itu. Namun, justru dipergoki BS dan temannya. F lalu dibawa keliling Kota Medan.
Setelah itu, BS menyita motor Supra Fit dan handphone milik F sebagai jaminan.
"Saya dipukuli dari jam 7 malam sampai jam 4 pagi. Sepeda motor dan handphone itu sampai sekarang masih sama BS," katanya.
Ganti Rugi Rp 40 Juta
Selain itu, menurut F, BS juga meminta ke korban uang ganti rugi sebanyak Rp 40 juta. Hal itu membuat keluarga F tertekan dan akhirnya membawa kasus itu ke kantor polisi.