ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejarah PKI

Pemberontakan PKI di Madiun 1948 dan Akar Masalahnya

Pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa dipisahkan dari peristiwa jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada 1948.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville. Dari kiri ke kanan: Johannes Latuharhary, Ali Sastroamidjojo, Agus Salim, Johannes Leimena, Setiadjit Soegondo, Amir Syarifuddin(Wikimedia Commons) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa dipisahkan dari peristiwa jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada 1948.

Saat itu, Amir Syarifuddin menandatangani Perjanjian Renville yang ternyata hasil perundingannya sangat merugikan Indonesia.

Dalam buku Lubang-Lubang Pembantaian: Petualangan PKI di Madiun (1990) karya Maksum, berikut latar belakang pemberontakan PKI di Madiun:

Perjanjian Renville

Salah satu hal paling utama terjadinya pemberontakan di Madiun karena Perjanjian Renville.

Di mana dalam perjanjian tersebut Indonesia sangat dirugikan.

Belanda dianggap menjadi pihak yang paling diuntungkan, dan pihak Kabinet Amir menjadi jatuh.

Banyak sekali rakyat dan pemerintah yang menyalahkan Amir karena pada saat itu dia yang menjadi perwakilan Indonesia.

Baca juga: Rilis Buku The Beatles, Ringo Starr Tulis Cerita yang Belum Pernah Terungkap

Dengan kemunduran Amir, Presiden Sukarno menyuruh Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk kembali menyusun kabinet baru.

Saat itu Kabinet Hatta tersusun tanpa keikutsertaan golongan sosialis maupun golongan kiri.

Dengan kemunduran Amir, Presiden Sukarno menyuruh Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk kembali menyusun kabinet baru.

Saat itu Kabinet Hatta tersusun tanpa keikutsertaan golongan sosialis maupun golongan kiri.

Baca juga: Asal-usul PKI, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran

Musso, Ketua PKI pada era awal rezim Soekarno yang melakukan pemberontakan pada 1948 di Madiun atau Pemberontakan PKI Madiun.
Musso, Ketua PKI pada era awal rezim Soekarno yang melakukan pemberontakan pada 1948 di Madiun atau Pemberontakan PKI Madiun. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Pembentukan FDR

Saat itu Amir turun dari kabinetnya dan diganti oleh Kabinet Hatta.

Merasa kecewa, Amir dan kabinetnya membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948.

Saat itu, Amir menjadi bagian dari partai oposisi di kabinet susunan Hatta.

FDR merupakan golongan yang menyatukan komunis dan golongan sosialis kiri.

Partai Komunis Indonesia (PKI) berasal dari satu kekuatan Front Demokrasi Rakyat.

Baca juga: Timnas Indonesia Dinilai Hebat, Begini Kata Kapten Singapura Jelang Laga

PKI adalah partai yang memperjuangkan visi dan misinya untuk mendirikan negara sosialistis di Indonesia sesuai dengan apa yang tertera dalam anggaran dasar partai.

Pembentukan FDR tidak hanya terdiri dari sekelompok masyarakat yang tergabung, melainkan juga melibakan partai lainnya, seperti:

  • Partai Sosialis Indonesia
  • Partai Komunis Indonesia
  • Pemudia Sosialis Indonesia
  • Partai Buruh Indonesia
  • Sarekat Buruh Perkebunan Republik Indonesia

Beberapa partai yang tergabung dalam FDR memperkuat aksi yang dilakukan oleh Amir Syarifuddin dan kelompoknya untuk merebut kekuasaan kabinet pada sistem pemerintahan yang sedang berjalan pada waktu itu.

Baca juga: Elkan Baggott Disoroti Pelatih Singapura Jelang Duel Semifinal Piala AFF 2020

Muncul doktrin baru

Musso dan Amir mendeklarasikan pimpinan dibawah mereka.

Musso dan Amir menggoyahkan kepercayaan masyarakat dengan menghasut dan membuat semua golongan menjadi bermusuhan dan mencurigai satu sama lain

Menolak Rasionalisasi Kabinet Hatta

Kabinet Hatta melakukan rasionalisasi dan reorganisasi dalam upaya peperangan yang berisi:

  • Pembubaran dari pemegang pimpinan TNI beserta gabungan angkatan perang.
  • Staf angkatan umum perang dan wakilnya diangkat untuk sementara waktu
  • Panglima angkatan perang mobil ditetapkan oleh presiden untuk diberikan kepada Jenderal Sudirman
  • Staf markas besar pertempuran juga dilakukan pengangkatan sementara

Keputusan tersebut yang membuat Muso marah dan menolak rasionalisasi tersebut.

PKI saat itu didukung oleh dua kader politik besar, yaitu Masyumi dan PNI. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Latar Belakang Pemberontakan PKI di Madiun"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved