G30S PKI
Sarwo Edhi Wibowo dan Perannya dalam Penumpasan G30S PKI, Diperintahkan Soeharto?
Saat itu, Sarwo Edhie adalah seorang panglima RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) atau sekarang disebut sebagai Kopassus.
Cakrabirawa adalah pasukan pengamanan Presiden Soekarno yang bertanggung jawab atas G30S.
Sarwo Edhie diajak untuk bergabung dalam operasi G30S. Akan tetapi ia menolaknya.
Merebut RRI
Sesaat setelah peristiwa terbunuhnya enam jenderal, Sarwo Edhi diperintahkan oleh Soeharto untuk merebut beberapa tempat strategis yang dikuasai pelaku G30S saat itu.
Salah satunya ia diperintahkan untuk merebut Radio Republik Indonesia (RRI) Pusat dari tangan pelaku G30S. Tugas ini berhasil ia laksanakan.
Baca juga: Media India Sebut Indonesia Berjaya Jika Kembali ke Hindu, Petuah Petinggi Majapahit Ini Acuannya
Ia juga diperintahkan untuk merebut pangkalan udara yang saat itu juga dikuasai pelaku. Pada 2 Oktober pagi, ia berhasil menguasainya.
Operasi Penumpasan
Setelah tugasnya menangkap para pelaku G30S, Sarwo Edhie menjadi duet maut bersama Soeharto.
Di Jakarta Sarwo Edhi Wibowo diberikan tugas untuk menguasai Gedung RRI dan Pangkalan Halim Perdanakusuma.
Pengamanan wilayah Jakarta menjadi misi utama dalam tugas awal Sarwo Edhie sebelum bergerak menguasai Gedung RRI dan Kantor Telkomunikasi dan Pangkalangejar Udara Halim.
Pada pukul 17:00 sore 1 Oktober 1965 Pasukan RPKAD Pimpinan Sarwo Edhie diperintahkan untuk memulai merencanakan misi menguasai Gedung RRI dan Kantor Telekomunikasi.
Baca juga: Petaka G30S PKI dan Kekuasaan Soekarno Dilucuti
Hasilnya, sekitar pukul 19:20, pasukan RPKAD sudah berhasil menguasai Gedung RRI secara penuh.
Sementara itu, tak berselang lama Kantor Telekomunikasi juga berhasil dikuasai RPKAD.
Selanjutnya, pukul 01:00 tanggal 2 Oktober dini hari, Mayjen Soeharto memerintahkan Sarwo Edhie untuk memulai misi menguasai Pangkalan Udara Halim.
Meski awalnya terjadi pertempuran kecil, namun pada pukul 06:10 Pangkalan Udara Halim berhasil dikuasai oleh Pasukan RPKAD.
