ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Liga Italia

Jelang AC Milan vs Juventus, Dulu Kata Fabio Capello Ibrahimovic Tak Bisa Menembak

Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang menyita perhatian menjelang bigmatch AC Milan versus Juventus pada pekan ke-23 Serie A.

Editor: Roy Ratumakin
Istimewa
Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang menyita perhatian menjelang bigmatch AC Milan versus Juventus pada pekan ke-23 Serie A, kasta tertinggi Liga Italia, Minggu (23/1/2022) atau Senin dini hari WIB di Stadion San Siro. 

Pemain berpostur 1,95 meter ini memberikan kontribusi 26 gol dan 19 assist. Beberapa aksinya yang memukau terjadi ketika Ibrahimovic mencetak brace alias dua gol dalam laga melawan Fiorentina yang berakhir dengan skor 3-3. Dia pun mencetak hat-trick saat Juventus menang 5-2 atas Lecce.

Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang menyita perhatian menjelang bigmatch AC Milan versus Juventus pada pekan ke-23 Serie A, kasta tertinggi Liga Italia, Minggu (23/1/2022) atau Senin dini hari WIB di Stadion San Siro.
Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang menyita perhatian menjelang bigmatch AC Milan versus Juventus pada pekan ke-23 Serie A, kasta tertinggi Liga Italia, Minggu (23/1/2022) atau Senin dini hari WIB di Stadion San Siro. (Istimewa)

Sayang, produktivitas Ibrahimovic menurun menjelang akhir kariernya bersama Si Nyonya Tua. Dia hanya mencetak satu gol dalam 11 laga terakhir di Serie A.

Terlepas dari kehebatannya yang terus meningkat, Ibrahimovic termasuk pemain yang emosional.

Buktinya, mantan pemain Malmo FF ini mendapatkan dua kartu merah, termasuk ketika baru bermain 18 menit dalam perempat final Coppa Italia melawan AS Roma.

Itu terjadi pada Februari 2006 karena berkelahi dengan Olivier Dacourt. Ibrahimovic pun membuat sebuah pengkhianatan ketika Calciopoli melanda Serie A yang melibatkan Juventus.

Baca juga: Baru Gabung Latihan Persipura, Ramai Rumakiek Kembali Dipanggil Timnas Indonesia

Sebab, setelah meninggalkan Biancoeri, dia justru pindah ke rival berat klub zebra itu, Inter Milan.

Lebih menyakitkan lagi, Ibra jauh lebih produktif berseragam Nerazzurri, julukan Inter. Dia mencetak 66 gol dalam 117 pertandingan.

Fakta tersebut membuat Ibra semakin percaya diri dan mencoba peruntungannya di Barcelona.

Di Camp Nou, performa Ibra menurun dan tak selalu menjadi pilihan utama di skuad Barca.

Baca juga: Hadapi Persipura, Singo Edan Harap Pemain Vital Sembuh Dari Covid-19

Keputusannya tersebut (pindah ke Barcelona pada musim panas 2009) keliru karena pada musim berikutnya, Inter berhasil meraih trebble alias tiga gelar (Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions).

Ini menjadi sejarah pertama Inter dalam 45 tahun.

Hanya semusim berkostum Barcelona, Ibra memutuskan kembali ke Serie A dan bergabung dengan rival sekota Inter, AC Milan.

Nasibnya tak terlalu bagus karena Rossoneri, julukan AC Milan, mengalami krisis keuangan sehingga klub itu menjual sejumlah pemain bintangnya.

Ibra termasuk yang "dipaksa" pergi dan dia memilih klub kaya asal Perancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Pemain Milan yang kala itu bergabung dengan PSG adalah Ibra dan Thiago Silva. Dari semua klub yang pernah dibela, Ibra mengakui Milan selalu mendapat tempat khusus di hatinya meski berat angkat kaki dari San Siro pada 2012.

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved