ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Corner

Ini Potret Masalah Stunting Anak Papua dan Dampak Masa Depannya

Robby Kayame, meyebutkan pemenuhan gizi masyarakat berkaitan erat dengan letak geografis suatu wilayah tempat tinggal, pendapatan keluarga.

Penulis: Gratianus Silas Anderson Abaa | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Roy Ratumakin
Talkshow Papua Corner Tribun-Papua.com bertema Potret Masalah Stunting Anak Papua dan Dampak Masa Depan. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Gratianus Silas

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Robby Kayame, meyebutkan pemenuhan gizi masyarakat berkaitan erat dengan letak geografis suatu wilayah tempat tinggal, pendapatan keluarga, pendidikan, maupun situasi topografi.

Hal ini diungkapkan Kayame dalam Talkshow Papua Corner Tribun-Papua.com bertema Potret Masalah Stunting Anak Papua dan Dampak Masa Depan.

Baca juga: Ramai-ramai Pihak Singgung Kesehatan Lukas Enembe, Jubir: Gubernur Siap Pimpin Papua

Dalam talkshow di Kantor Tribun-Papua.com, di Kota Jayapura, Senin (24/1/2022), kata Kayame, pemenuhan gizi sangat penting demi mencegah stunting dalam seribu hari pertama kehidupan anak.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang akibat kurangnya gizi dalam waktu lama, pola asuh salah, dan paparan infeksi berulang-ulang dalam seribu hari pertama kehidupan,” kata Robby Kayame.

Terdapat beberapa fase dalam seribu hari pertama kehidupan, yakni fase kehamilan, menyusui, dan fase pertumbuhan bayi.

“Misalnya, dalam kehamilan, ibu terkena Malaria berulang kali, kemudian ditambah infeksi lainnya, serta ibu mengalami sakit, sehingga tidak dapat menyusui bayinya, maka berpengaruh terhadap pemenuhan gizi anak,” ujarnya.

Adapun, Kayame menyebutkan, identifikasi stunting dari dua faktor, yakni sensitif dan spesifik.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa: Polemik Kemanan di Papua-Papua Barat Selamanya Jadi Masalah Bagi TNI

“Sensitif itu faktor dari luar bidang kesehatan, misalnya lingkungan, topografi, ketersediaan pangan, maupun kemampuan beli masyarakat,” sebutnya.

Sedangkan spesifik adalah faktor dari bidang kesehatan, mulai dari posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit, dalam penanganan stunting.

“Termasuk kaitannya dengan keluarga, terutama ibu mengetahui tentang pemenuhan gizi anak, termasuk berat badan, dan lainnya,” terangnya.

Baca juga: PR Terbesar Shin Tae-yong Jelang Kontra Timor Leste, Rumakiek: Kami Siap

Menurut Kayame, ketersediaan makanan, menu makanan, serta waktu makan juga mempengaruhi kecukupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak.

Pola makan 4 sehat 5 sempurna menjadi penting.

Juga, konsistensi waktu makan.

“Jangan hanya makan pisang goreng saja. Atau jangan hari ini makan dua kali, besok hanya makan sekali. Hari ini makan sekali, besok tidak makan,” jelasnya.

“Waktu makan juga diperhatikan. Misalnya orangtua bawa atau siapkan makan malam pada pukul 21.00 malam, ya pasti anak-anak sudah tidur,” sambungnya.

Kayame mengajak orangtua untuk lebih sering ke puskesmas agar meningkatkan pemahamannya perihal pemenuhan gizi anak di 1000 hari pertama kehidupan, guna mencegah stunting. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved