Papua Corner
Kadis Pariwisata Soroti PAD Kota Jayapura hingga Masalah Sampah di Objek Wisata
Kadis Pariwisata Kota Jayapura Matias Benoni Mano, menyoroti soal kontribusi sektor pariwisata, terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jayapura.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kota Jayapura Matias Benoni Mano, menyoroti soal kontribusi sektor pariwisata, terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jayapura.
Hingga permasalahan sampah plastik dan kebiasaan ludah pinang sembarangan, khususnya yang berada pada objek-objek wisata di Kota Jayapura.
Hal itu menjadi fokus pembahasannya dalam Program Papua Corner yang tayang di digital platform (Youtube dan Facebook) Tribun Papua, pada Senin (31/1/2022).
Baca juga: Head to Head, Prediksi Susunan Pemain, hingga Link Streaming Persipura Jayapura Vs Madura United
"Tak bisa kita pungkiri bahwa sebagain besar atau sekiranya 70% PAD Kota Jayapura terkontribusi dari sektor pariwsiata," sebutnya.
Hal itu bukan tanpa sebab, tentunya dikatakan Matias, dalam perkembangannya, kota yang saat ini dipimpin Benhur Tomi Mano itu, memang lebih berkembang pada sektor perdagangan dan jasa.
"Kota Jayapura merupakan kota yang tidak memiliki sumber daya alam seperti tambang misalnya, tetapi kota yang lebih berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa dan pendidikan, maka tak heran pariwisata berkembang pesat," jelas Matias.
Dirincikan Matias, kota yang dulunya bernama Hollandia itu, memiliki destinasi wisata yang lengkap, mulai dari alam, budaya, kukiner, hingga sejarah.
Baca juga: Edukasi Pelajar Wamena soal Manfaat Vaksinasi, AKBP Safei: Jangan Terpengaruh Informasi Negatif
"Dari wisata alam kita punya wisata pantai, mulai dari Pantai Pasir II, Ciberry, Base G hingga Pantai Skouw, kemudian ada sebagian wilayah Danau Sentani yang masuk ke wilayah kota, lalu ada perbukitan, dan panorama laut," rincinya.
Sementara itu, dikatakan Matias, Kota Jayapura juga mempunyai berbagai wisata sejarah, ada museum, taman budaya, kemudian objek wisata perang sekutu di Hamadi dan masih banyak lagi.
Baca juga: Pasangan Nahor Nekwek-John Wilil Pimpin Perolehan Suara PSU Pilkada Yalimo
"Potensi destinasi pariwisata yang ada, didukung dengan adanya hotel, cafe, dan pusat-pusat hiburan, sehingga lebih menarik banyak orang untuk berwisata sehingga perputaran ekonomi pun terjadi," tambahnya.
Berbicara soal jasa pariwisata, Matias menuturkan pihaknya masih terus berbenah guna meningkatkan kualitas produk-produk wisata yang dijual kepada publik ataupun wisatawan.
"Bagian Pemerintah ialah, bagaimana dapat menjamin fasilitas pendukung pariwisata, misalnya akses jalan, listrik, air bersih, mck, hingga gazebo," sebutnya.
Namum, menurutnya, tidak semua pengembangan pariwisata menjadi sepenuhnya peran Pemerintah Daerah, ada hal-hal yang harus menjadi kolaborasi bersama.
"Misalnya penyediaan tempat-tempat sentra penjualan aksesoris ataupun cenderamata di daerah wisata, ini harus ada dukungan dari masyarakat baru bisa diadakan," katanya.
Baca juga: Penampilan Terganggu karena Uban Rambut? Begini Cara Mengatasinya dengan Bahan Cengkeh
Pria asli Port Numbay itu menegaskan, masyarakat perlu bersikap proaktif terhadap daerahnya, dan Pemerintah bersifat mendukung penuh.
"Misalnya, di suatu objek wisata, aksesnya masih sulit yah kita baut jalan, ataukan belum terkoneksi internet, nah kita upayakan supaya bisa terhubung internet," tandasnya.
Selain fasilitas penunjang, Matias juga mengutarakan soal promosi destinasi wisata di Kota Jayapura, yang tentunya tetap mengikuti perkembangan zaman.
Baca juga: Pengembangan Destinasi Edukasi Wisata, Kebun Raya Purwodadi Kerja Sama dengan Bank BRI dan Mandiri
"Di masa transformasi digital, maka promosi pun sudah bukan lagi melalui pamflet, poster dan lainnya, tetapu semua harus berkonsep digitaliasai pariwisata, mau tidak mau masyarakat kita harus siap akan hal itu," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Matias juga menyoroti soal masalah kebersihan pada destinasi, ataupun objek wisata di Kota Jayapura.
"Kita punya objek-objek wisata di Kota Jayapura ini sangat indah, baguslah, tetapi aktivitas buruk membuang sampag semabrangan terutama sampah plastik, tentu ini menjadi suatu masalah serius," cetusnya.

Diimbau Matias, bagi warga Kota Jayapura, janganlah membuang sampah sembarangan.
"Mari ciptakan Kota Jayapura yang indah, bersih, dan sejuk, termasuk di daerah wisata, kita promosi bagus tetapi kalau kondisi nyatanya pantai itu kotor, itu kan malu," sebutnya.
Dirinya mengatakan, masalah sampah plastik ini bukanlah hal yang baru, biarpun telah ada petugas yang aktif dikerahkan, tetapi dari kesadaran masing-masing untuk jaga kebersihan maka tidak menyelesaikan persoalan.
Baca juga: Publik Tak Setuju Masa Jabatan Presiden jadi Tiga Periode
"Jadi saya pikir mulailah dari diri kita sendiri, kalau sudah terpatri tidak buang sampah sembarangan maka sampah plastik di jalan-jalan itu tidak akan ada," ucapnya.
Terakhir, Matias juga menyesalkan kebiasaan buruk membuang pinang sembarangan yang dinilainya bukan budaya orang Papua.
"Budaya kita itu memang makan pinang, itu sesuatu yang unik, tidak ada di tempat lain, ciri khas kita orang Papua, tetapi membuang sampah pinang, meludah pinang di jalan raya, itu buruk dan bukan budaya kita," jelasnya panjang. (*)