ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Lego Papua

Gemar Baca Buku Bola, Yanto Basna: Saya Ingin Main di Liga Jepang

“Saya harus main bola diluar negeri, semua karena saya suka baca buku bola,” kata Yanto Basna dalam mengawali mimpi besarnya.

Penulis: Arni Hisage | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Gratianus Silas
Yanto Basna (kanan) saat berbicang-bindang dengan Tribun-Papua.com dalam program Lego Papua. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tyo Effendy

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – “Saya harus main bola diluar negeri, semua karena saya suka baca buku bola,” kata Yanto Basna dalam mengawali mimpi besarnya.

Bagi pecinta sepakbola Tanah Air, siapa yang tak kenal dengan pemain bernama lengkap Rudolof Yanto Basna

Sosok bertinggi besar itu sempat menjadi idola hangat publik Siliwangi hingga bumi Jakabaring.

Baca juga: Samuel Balinsa Menuju Lampang FC: Ikuti Karirr Yanto Basna di Thailand

Jauh hari sebelum Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman viral karena berkarir di Eropa, Yanto Basna sudah lebih dulu makan garam sepakbola Uruguay hingga Negeri Gajah Putih.

Dalam bincang ekslusif bersama Tribun-Papua.com dalam segmen Lego Papua, pemain asal Sorong itu banyak bercerita terkait karir sepakbolanya yang cukup mengejutkan.

Sepak Bola Amatir

“Awalnya saya tidak serius main bola, ingin mengganti bapak saya jadi PNS di Kantor Gubernur Papua,” buka Yanto Basna.

Semasa kecil, Basna sudah memiliki rekan bermain bola yang sepadan yakni Terens Puhiri, keduanya kerap mengolah si kulit bundar diujung Pantai Base G.

Baca juga: Yanto Basna Kritisi Kesejahteraan Atlet PON XX Papua

“Saya sempat pindah ke Sorong, lalu bakat mulai muncul hingga tembus seleksi PPLP Papua,” sambungnya.

Dengan bakat serta kerja keras tinggi, Basna mendapatkan pengalaman berharga dengan menembus Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Uruguay.

Yaitu program pembinaan usia muda untuk berkompetisi di Eropa milik PSSI.

“Saya menyelesaikan latihan lama disana, jadi satu-satunya anak Papua yang bertahan tiga tahun di Uruguay sampai program selesai,”ujarnya.

Kembali ke Tanah Air, Basna langsung masuk dalam skuad Timnas U-19 bersama Evan Dimas Cs dan meraih juara Piala AFF 2013.

Baca juga: Pilih Bermain di Liga Thailand, Rudolf Yanto Basna: Mimpi Saya Bisa Jadi Jembatan bagi Anak Papua

Pengalaman Menterang Tapi Ditolak Banyak Klub Liga 1

Namun dengan modal pengalaman luar biasa di Uruguay hingga skuad Merah Putih, rupanya tidak membuat Yanto Basna mudah menemukan klub profesional pertamanya.

“Saya ikut seleksi dibanyak klub Liga 1, hampir semua tolak saya, padahal saya alumni Timnas” ujarnya tertawa mengingat kisah itu.

Hingga akhirnya Mitra Kukar membuka pintu untuk menjajal pemain asal Papua itu.

Tampil perkasa bersama Naga Mekes membuat Yanto Basna akhirnya banyak dilirik sejumlah klub elit.

Persib Bandung kemudian dipilih sang pemain dengan faktor tak ingin meninggalkan dunia pendidikan.

“Berhubung kuliah saya di Jogja, akhirnya saya pilih Bandung karena cukup dekat untuk pulang pergi,” lanjutnya.

Memiliki pergaulan yang cukup luas di Kota Kembang, sang anak Papua akhirnya memiliki cita-cita anyar bermain sepakbola diluar negeri.

Baca juga: Ini Kata Menpora Soal Batalnya Indonesia Mentas di Piala AFF U23 2022

“Dulu di Persib Bandung ada Vladimir Vujovic buat buku biografi dengan judul Hati Biru, saya juga ingin bikin,” ungkap sang pemain.

Dengan tekad membuat buku biografi, Yanto Basna mendapat banyak masukan dari para seniornya di Maung Bandung.

“Mereka bilang kalau mau buat buku ya harus jadi kapten Timnas atau main diluar negeri dulu,” jelasnya.

“Sejak saat itu saya target main diluar negeri agar bisa merilis buku biografi, terserah kemana saja, pokoknya harus keluar dari Indonesia,” kelakar Basna.

Baca juga: Indonesia Batal ke Piala AFF U23, Malaysia ‘Girang’ Tak Ada Pesaing

Ditipu Agen Hingga Dikira Pemain Afrika

Pucuk dicinta ulam pun tiba, Yanto Basna akhirnya mendapat tawaran bermain di Thailand setelah sempat merumput semusim di Sriwijaya FC.

 “Tapi saya ditipu agen, katanya bermain di Liga 1, ternyata saya dibawa main di Liga 2 Thailand bersama Khon Kaen FC,” ungkap Yanto Basna.

“Bahasa jadi masalah besar, saya awalnya tidak mengerti bahasa Inggris dan Thailand, jadi pemain mau komunikasi harus lewat chat dan saya translate dahulu,”ujarnya.

“Saya dulu dikira pemain dari Afrika atau Prancis, saya selalu katakan Papua dan lama-lama mereka mengerti,” paparnya.

Kini Yanto Basna telah empat musim lebih merumput di Liga Thailand.

Bahkan, sang pemain terlah berhasil menembus kasta tertinggi sepak bola Negeri Gajah Putih.

Menjadi punggawa asing PT Prachuap FC, Basna menjadi sosok tak tergantikan dilini pertahanan.

Ia juga kerap kali masuk nominasi sebelas pemain terbaik dalam satu pekan di Liga 1 Thailand.

Kini cita-cita bertingkat lainnya telah ditetapkan, sang pemain ingin menjajal kompetisi Liga Jepang.

 “Tidak masalah harus dari Liga 2 Jepang dahulu, intinya main disana, sepakbola mereka levelnya sangat berbeda,” harap Basna.

“Ini impian saya sekarang, bermain di Liga Jepang, kalau sukses baru saya berpikir ke Eropa,” pungkas sang pemain. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved