ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

G20

Apa Untungnya Presidensi G20 Hingga Lukas Enembe Perintahkan Semua Instasi Pasang Logonya?

Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh, yakni mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022.

Editor: Roy Ratumakin
Istimewa
Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh, yakni mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh, yakni mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022.

Hal itu sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah G20.

Papua pun tak mau kalah, Gubernur Lukas Enembe pun mengeluarkan surat edaran pada Senin (21/02/2022) di Jayapura, dengan nomor surat 001/2129/SET, dan perihal imbauan pemasangan logo Presidensi G20 kepada seluruh kepala daerah, pihak BUMN, dan TNI-Polri.

Baca juga: Apa Itu G20? Berikut Sejarah, Fungsi, dan Kiprah Indonesia di Dalamnya

"Diimbau untuk memasang Logo G20 pada baliho atau media dan luar ruangan di lingkungan kantor masing-masing ataupun di tempat umum atau publik yang strategis," bunyi surat edaran Lukas, yang diperoleh Tribun-Papua.com, pada Rabu (23/02/2022).

Presidensi G20 mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".

Lalu, apa keuntungan Indonesia menjadi Presidensi G20?

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, presidensi G20 dapat diartikan sebagai penyelenggara ataupun tuan rumah.

Menurut Bhima, ada dampak jangka pendek dan jangka panjang yang akan didapat Indonesia saat menjadi penyelenggara G20.

"Dampak jangka pendek seperti misalnya di sektor pariwisata, adanya jumlah wisatawan yang masuk dari luar negeri ke Indonesia," kata Bhima dikutip dari laman Kompas.com, Kamis (2/12/2021).

Baca juga: Lukas Enembe Minta Semua Instansi di Papua Segera Pasang Logo Presidensi G20

"Tentunya wisatawan tersebut sebagai partisipan juga, itu membawa efek positif terhadap kenaikan devisa ke negara," imbuhnya.

Selain itu, juga akan membangkitkan animo terhadap peluang recovery di sektor pariwisata, okuopansi perhotelan akan mengalami kenaikan selama G20 diselenggarakan.

Kemudian, kata Bhima, dampak jangka panjangnya akan lebih banyak lagi.

"Biasanya pada waktu pertemuan G20 juga diikuti oleh para pelaku usaha yang ikut tergabung ke dalam rombongan, nah ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan kerjasama-kerjasama seperti peningkatan nilai investasi," terangnya.

Baca juga: Kick Off G20, Nadiem Umumkan Agenda Prioritas Bidang Pendidikan

Selain itu, Indonesia dapat meningkatkan aspirasi untuk pemulihan negara berkembang dan pemulihan secara bersama dengan memanfaatkan digitalisasi.

Indonesia juga dapat memanfaatkan perdagangan internasional serta kebijakan fiskal terhadap pemulihan ekonomi.

"Itu manfaat yang akan dirasakan dalam jangka panjang, artinya jangka panjang ini setelah eventnya selesai pun masih memberikan banyak manfaat terhadap perekonomian," imbuh dia. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Indonesia Negara Berkembang Pertama Jadi Tuan Rumah G20, Apa Dampaknya?

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved