ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejarah

Soeharto Asyik Makan Soto Saat Serangan Umum 1 Maret 1949 Pecah di Yogyakarta

Soeharto bukanlah inisiator serangan umum melainkan menjadi bagian dari serangan ini dengan komando dari atasannya, Kolonel Bambang Sugeng.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Reka Ulang Serangan Umum 1 Maret 1949 - Anggota Komunitas Jogjakarta 1945 beserta komunitas pegiat sejarah dari berbagai daerah melakukan reka ulang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di halaman Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Minggu (1/3/15). Acara tersebut untuk mengenang jasa pahlawan yang terlibat dalam peristiwa tersebut serta untuk menggugah semangat patriotisme masyarakat.(KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO) 

Terkait kesaksian Latief, Dosen Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta Kuncoro Hadi mengatakan, cerita Abdul Latief bisa saja benar, bisa juga salah.

Menurut Kuncoro, Latief merupakan anak buah Soeharto yang pasca kejadian tahun 1965, ia disingkirkan, dipenjara, dan mengalami ketidakadilan di bawah rezim Orde Baru.

Kesaksian Latief kemudian diceritakan ulang oleh Soebandrio, Waperdam era demokrasi terpimpin Soekarno, yang juga disingkirkan dan dipenjara masa Orde Baru.

Kuncoro menyebut bahwa kesaksian yang diceritakan Latief bisa sangat subjektif jika tidak ada kesaksian pembanding yang kuat.

"Jadi sesungguhnya lemah dan harus hati-hati dilihat sebagai fakta sejarah," katanya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (28/2/2022).

Namun, jika kisah tentang soto babat itu benar, Kuncoro berpendapat bahwa narasi tersebut tidak akan mendegradasi sepenuhnya peran dari Soeharto dari peristiwa 1 Maret 1949.

Baca juga: Mengapa Soeharto Tak Ikut Diculik dan Dibunuh Saat G30S PKI?

"Bagaimanapun Soeharto tetap punya peran dalam Serangan Umum 1 Maret," ujarnya.

Peran Soeharto dalam serangan Umum 1 Maret 1949

Letkol Soeharto merupakan Komandan Wehrkreise III sewaktu peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Sewaktu serangan atas ibu kota Yogyakarta diputuskan, maka pasukan yang paling dekatlah yang diperintah untuk bergerak.

Markas Wehrkreise III terdapat di Bantul, sedangkan rumah Soeharto berada di Kemusuk, Barat kota Yogyakarta, wilayah tersebut masih masuk wilayah Bantul.

"Jadi posisi Soeharto itu tidak terlalu jauh dari kota Yogyakarta dan dari desanya," ungkapnya.

Otomatis pasukan Soeharto lah yang diminta untuk menyerang kota Yogyakarta, terutama di sepanjang Malioboro karena itu pusat kota.

Soeharto memimpin wehrkreise III menyerbu kota, terlepas seberapa jauh peran signifikan yang dilakukan Soeharto.

Baca juga: Cakrabirawa Berkhianat Demi G30S PKI, Dapat Misi dari Soeharto

Sewaktu melakukan operasi Serangan Umum 1 Maret 1949, selain pasukan dari Soeharto terdapat unit-unit pasukan lain yang mendukung operasi tersebut.

"Jadi Serangan Umum 1 Maret 1949 ini kolektif, memang Soeharto yang ditugasi menyerbu kota, tetapi dia disupport unit-unit lain yang saling mendukung," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Serangan Umum 1 Maret 1949: Soeharto Disebut Asyik Makan Soto Saat Serangan Berlangsung",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved