ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KTT G20

KTT G20 di Bali akan Dihadiri Rusia, Ini Kata Pakar

Invasi Rusia ke Ukraina hingga kini masih berlangsung. Korban jiwa pun dari hari ke hari semakin banyak dari kedua pihak.

Editor: Roy Ratumakin
AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAKARTA – Invasi Rusia ke Ukraina hingga kini masih berlangsung. Korban jiwa pun dari hari ke hari semakin banyak dari kedua pihak.

Walau sedang melakukan invasi, apakah Rusia bisa hadir dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 30-31 Oktober 2022 mendatang?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Yulius Purwadi Hermawan menilai Indonesia sebagai presidensi tetap akan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Metaverse dan NFT Ikut Diperbincangkan dalam KTT G20?

Hal tersebut terlepas dari aksi boikot yang mungkin bakal dilakukan oleh beberapa negara anggota G20 yang telah menyatakan sikap mereka terhadap aksi Rusia.

"Seperti apa dampak keterlibatan Rusia di G20 dan bagaimana kalau sebagian besar negara G20 memboikot keterlibatan Rusia? Indonesia tidak akan inisiatif dan mengeluarkan Rusia di G20," kata Yulius dalam webinar, dikutip dari video Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Sekadar diketahui, pasukan Rusia kian meningkatkan serangan ke Ibu Kota Ukraina Kyiv dan menyebabkan jumlah korban warga sipil Ukraina terus meningkat.

Serangan Rusia yang dilancarkan sejak 24 Februari 2022 ini menyebabkan beberapa negara menerapkan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut.

Setidaknya, sebanyak sembilan negara G20 telah menjatuhkan sanksi ke Ukraina.

Baca juga: Kontak Senjata di Intan Jaya, Mahfud MD: OPM Cari Panggung Saat Presiden Jokowi Hadiri KTT G20

Kesembilan negara anggota G20 tersebut yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, Australia, Singapura, Perancis, Kanada, dan Korea Selatan.

"Pada G20, Rusia akan tetap hadir, ini afirmasi dari eksistensi G20 dan akan ada spotlight ketegangan yang terjadi”.

“Ini skenario bila tetap diundang dan tetap hadir dan situasi akan menegangkan di pertemuan-pertemuan G20," sambungnya.

Baca juga: Tengah Berduka karena Ibunda Wafat, Jokowi Tetap akan Ikut KTT Virtual G20 Bahas Covid-19

Ia pun berkaca pada momentum KTT G20 di Brisbane, Australia pada tahun 2014 lalu.

Pada masa setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014, Moskow diusir dari G8. Namun demikian, Putin tetap hadir pada forum KTT G20 Brisbane yang anggotanya lebih majemuk.

Meski dalam forum tersebut Yulius mengatakan, sambutan terhadap Putin sangat dingin.

"Di Australia Putin hadir, sambutannya dingin. Presidensi Australia saat itu sangat enggak happy dengan Rusia, tapi Putin hadir. Sementara itu berhitung di Bali, karena ada skenario online dan offline, dia mungkin saja hadir secara online," ujar Yulius. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved