Subsidi Minyak Goreng Papua
Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi, Emak-emak di Papua Kaget
Febby berharap pemerintah menetapkan harga minyak goreng seperti sebelumnya Rp 12.000 per liter, serta tidak mempermainkan nasib masyarakat.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Para emak-emak di Papua mengaku kaget lantaran harga minyak goreng malah melambung pasca-dicabutnya harga eceran tetap (HET) oleh pemerintah.
Febby, ibu rumah tangga yang merupakan pengunjung Saga Abepura di Kota Jayapura mengakui hal itu.
Harga minyak goreng di pusat perbelanjaan tersebut terbilang mahal.
Baca juga: Stok Minyak Goreng Tiba-tiba Melimpah tapi Harga Meroket, Bukti Pemerintah Kalah Hadapi Mafia?
"Sempat kaget saat dengar berita di akun tiktok saya, dan setelah lihat, eh memang benar harga minyak goreng berubah, bukan Rp 12 ribu lagi," kata Febby kepada Tribun-Papua.com, Jumat (18/03/2022).
Febby berujar, pemerintah tidak boleh bermain-main dalam menentukan harga minyak goreng.
"Sebenarnya pemerintah tidak boleh buat seperti begini, main kasi naik turun harga saja begitu, karena sama saja meresahkan masyarakat," ujarnya.
Akibatnya, kenaikan harga minyak goreng justru membuat masyarakat bawah semakin susah.
Febby berharap pemerintah menetapkan harga minyak goreng seperti sebelumnya Rp 12.000 per liter.
"Sebab dengan begitu bisa menjawab kebutuhan masyarakat kecil," pungkasnya.
Baca juga: Tersangka Penimbunan Minyak Goreng Segera Diumumkan, Mendag: Kami Tak Menyerah pada Mafia
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa harga minyak goreng kemasan tidak akan lagi diatur pemerintah, pasca-pencabutan HET tersebut.
"Jadi, harga minyak goreng menyesuaikan dengan harga keekonomian," kata Airlangga, Selasa (15/3/2022) kemarin.
Diharapkan, dengan harga yang menyesuaikan nilai keekonomian, minyak goreng di pasaran dapat tersedia.
"Kita berharap bahwa dengan nilai keekonomian tersebut, minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional atau pun di pasar basah," ujar Airlangga. (*)