8 Negara Ini Punya Tradisi Unik untuk Rayakan Paskah, dari Perancis, Jerman, hingga Filipina
Beberapa tradisi tersebut memiliki latar belakang atau sejarahnya tersendiri di setiap negara.
Di tempat lain di Italia, prosesi keagamaan diadakan selama tiga hari. Dalam tradisi tersebut orang-orang akan mengenakan kostum kuno dan berparade artefak, patung dan cabang zaitun di alun-alun utama.
Salah satu makanan paling populer di sana selama ini adalah Colomba di Pasqua, yaitu kue tradisional yang mirip dengan panettone.
Baca juga: 5 Cara Sederhana Merayakan Hari Paskah di Tengah Pandemi Virus Corona
5. Polandia, Ukraina, Republik Ceko, dan Slovakia

Di seluruh Eropa tengah dan Timur terdapat tradisi kuno, seperti orang-orang mencoba membasahi satu sama lain dengan ember berisi air, biasanya para pria akan menyiram para wanita dengan air, pada hari Senin Paskah.
Sementara di Polandia, tradisi tersebut dikenal dengan sebutan Smigus-dyngus (Senin Basah) dan Senin Penyiraman di Ukraina, serta Penyiraman di Republik Ceko dan Slowakia.
Ritual menyiram air pada wanita menggambarkan pembersihan, agar mereka sehat untuk musim semi yang akan datang.
6. Finlandia dan Swedia
Tradisi perayaan Paskah di Finlandia dan Sweden terlihat sangat mirip dengan Halloween.
Anak-anak disana akan berpakaian seperti penyihir Paskah (påskkärring) dan pergi dari rumah ke rumah di lingkungan mereka dengan harapan menerima cokelat.
Sedangkan, anak-anak muda akan mengenakan kerudung yang dihias, mengecat wajah mereka, dan membawa banyak ranting yang dihias, lukisan, dan gambar yang mereka tukarkan dengan camilan manis.
Baca juga: Mengenal Rabu Abu yang Jadi Awal Masa Pra-Paskah
7. Filipina
Di Filipina, perayaan pra Paskah terlihat cukup mengerikan. Biasanya, ribuan orang akan menyaksikan pemeragaan ulang kisah penyaliban Yesus Kristus, atau dikenal sebagai Ritus Prapaskah San Pedro Cutud.
Tradisi tersebut diadakan di provinsi Pampanga, di mana orang percaya disalibkan untuk menebus dosa-dosa mereka atau biasanya mereka berdoa bagi orang lain.
Umat Katolik yang taat di Filipina akan secara sukarela "disalib" pada hari Jumat Agung untuk menghidupkan kembali penderitaan Yesus dalam praktik yang sangat mengerikan yang telah dikutuk oleh gereja itu.
Umat yang bersedia akan dipaku diatas kayu salib dengan paku berukuran panjang (2 inci) di bagian telapak tangan dan kaki mereka, oleh orang-orang berpakaian seperti perwira Romawi. Mereka hanya diturunkan dari salib setelah mereka merasa ditebus dari dosa-dosa mereka.