ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kesehatan

Indonesia Dorong Penggunaan Satu Data Protokol Kesehatan di Pintu Masuk Negara

Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022. Salah satu rangkaian kegiatan di sektor kesehatan adalah pertemuan health working group

freepik.com
ilustrasi menerapkan prokes saat-pandemi 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022.

Salah satu rangkaian kegiatan di sektor kesehatan adalah pertemuan health working group (HWG).

HWG pertama akan berlangsung di Yogyakarta pada 28 sampai 30 Maret 2022.

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Persipura Jayapura Vs PSIS Semarang, Jelang Laga Pekan ke-33 Liga 1 2021

Beberapa hal yang menjadi pembahasan adalah harmonisasi standar protokol kesehatan global, harmonisasi sistem identifikasi COVID-19 lewat sertifikat digital di pintu-pintu masuk negara, serta harmonisasi sistem untuk pengenalan dan berbagi informasi kesehatan.

Baca juga: Gubernur Lukas Enembe Minta Semua Pihak Terlibat Dalam Revisi RTRW Papua

Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyebutkan dari sisi harmonisasi pada HWG pertama ini Indonesia akan mendorong inisiatif panduan teknis perjalanan internasional berbasis pendekatan risiko bersama WHO, kemudian harmonisasi sertifikat vaksin COVID-19 bersama Digital European Union, serta panduan perjalanan udara bersama dengan Internasional Civilization Organization.

Baca juga: KASAD TPN-PB Serahkan Diri ke Pangkuan NKRI, Erik Surati Polisi Minta Pembinaan

''Kita perlu mendorong penggunaan 1 data protokol kesehatan terutama di pintu masuk sebuah negara, seperti berbagai praktek baik yang telah diterapkan di Indonesia maupun negara lainnya,"kata Siti Nadia dikutib kemenkes.go.id.

Baca juga: Kisah Sandi Nomleni, Bocah Penderita Stunting yang Dikunjungi Jokowi di NTT: Saya Mau Sepeda

"Contohnya di Indonesia ada aplikasi PeduliLindungi yang terintegrasi dengan sistem kesehatan,''ujarnya.

Inisiatif yang saat ini kita dorong dalam HWG pertama, lanjut dia, adalah untuk memperkuat sistem kesehatan global, menindaklanjuti mekanisme pendanaan pandemi preparedness response yang sebelumnya menjadi bagian pembahasan pada presidensi G20 di Italia tahun 2021.

Baca juga: Tahun ini, Kemenkes Agendakan Skrining TBC Besar-besaran

Dia mengatakan, dalam HWG pertama nantinya perlu dicapai kesepakatan kerjasama antar negara untuk pengenalan verifikasi sertifikat vaksin supaya bisa diakui di negara lain terutama di negara-negara anggota G20.

''Protokol ini juga bisa menjadi percontohan bagi penyakit menular lainnya yang pencegahannya bisa dilakukan melalui vaksinasi,"ujarnya.

Baca juga: Link Live Streaming PSIS Semarang Vs Persipura Jayapura, Kick-off Pukul 18.15 WIB

"Ini adalah suatu langkah jangka panjang yang bisa diambil untuk mengamankan perjalanan internasional dan mengurangi penyebaran virus sambil menjaga mobilitas pelaku perjalanan internasional,''katanya.

Selain itu, kata dia, perlu membangun mekanisme global untuk meningkatkan akses serta mobilitas sumber daya kesehatan.

Baca juga: Bertemu Presiden Jokowi di Pasar Penfui Kupang NTT, Warga: Lanjut 3 Periode

Lanjut dia, hal tersebut guna memperkuat pencegahan dan respons terhadap krisis kesehatan.

Selain penggunaan 1 data protokol kesehatan, kata dia, Indonesia perlu juga mendorong inisiatif perluasan manufaktur vaksin COVID-19, pengobatan, serta diagnostik ke negara-negara berkembang.

Baca juga: Prakiraan Cuaca 30 Wilayah di Papua Besok, Jumat (25/3/2022): Mimika Hujan Lebat di Malam Hari

Inisiatif lain yang dirasakan perlu saat ini adalah penguatan hubungan global bagi para ilmuwan di bidang virologi, imunologi, epidemiologi, dan di bidang keilmuan lainnya yang terkait dengan krisis kesehatan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved