ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kesehatan

Pertemuan G20 Bisa Jadi Perantara Untuk Buat Vaksin Global

Pertemuan G20 adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia

Istimewa
Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh, yakni mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pertemuan G20 adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, terdiri dari 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa.

Dari sektor kesehatan, pertemuan ini bisa menjadi perantara untuk membuat vaksin global.

Baca juga: Kisah Sandi Nomleni, Bocah Penderita Stunting yang Dikunjungi Jokowi di NTT: Saya Mau Sepeda

Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 ini sangat strategis mengingat forum ini akan memberikan suatu percontohan yang nyata dan komprehensif untuk recovery global.

Baca juga: Kemendikbudristek Buka Seleksi Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Menurut dia, dari sektor kesehatan fokus utama adalah terkait dengan memperkuat arsitektur kesehatan global dengan 3 sub isu prioritas yang terdiri dari pembangunan sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global, dan pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan, dan respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang.

Baca juga: Bertemu Presiden Jokowi di Pasar Penfui Kupang NTT, Warga: Lanjut 3 Periode

Terkait pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan persiapan dalam merespon terkait krisis kesehatan yang akan datang, kata dia, adanya pertemuan G20 memungkinkan pengembangan yang lebih cepat terhadap penemuan vaksin mRNA dan juga vaksin yang lebih murah, aman, untuk merespon suatu kondisi pandemi.

''Akan tetapi saat ini pengembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju,'' kata Siti Nadia dikutib dari kemkes.go.id.

Baca juga: Indonesia Dorong Penggunaan Satu Data Protokol Kesehatan di Pintu Masuk Negara

Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya, lanjut dia, setiap negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin, terapeutik dan diagnostik.

Sebagai tambahan, praktik terbaik sangat dibutuhkan pada masa pandemi untuk memperkuat jaringan kolaborasi dan jejaring antar para ahli, dan antar ilmuwan pada sektor kesehatan masyarakat.

Baca juga: Mendikbudristek dan Menkeu Luncurkan Merdeka Belajar Kedelapan Belas

''Maka dari itulah menjadi sangat penting untuk menetapkan suatu perusahaan manufaktur regional dan pusat sebagai kolaborasi riset," ujarnya.

"Tanpa ada komitmen politik yang kuat untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih kuat maka negara akan mengalami kesulitan untuk keluar dari situasi sulit sebagai dampak pandemi COVID-19,''tambah dia. (Sumber : kemkes.go.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved