ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Kekerasan KKB Tak Teratasi? Pengamat: Karena Krisis Kepercayaan antara Jakarta dan Papua

Menurut pengamat, kekerasan yang dilakukan KKB merupakan dampak dari persoalan Papua yang tidak pernah terselesaikan.

Kompas.com/Istimewa
Sosok Egianus Kogoya (dilingkari) yang dianggap oleh TNI/Polri sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap berbagai aksi penembakan di Kabupaten Nduga, Papua 

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, kehadiran KKB di Papua bukan tanpa alasan.

Menurutnya, adanya KKB merupakan dampak dari persoalan di Papua yang tidak pernah terselesaikan.

"Saya kira bukan urusan TNI saja, harus diselesaikan secara komprehensif oleh pemerintah," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/3/2022).

"Karena bukan soal gangguan keamanan saja, tapi juga persoalan lain yang memicu terjadinya ketidakpuasan dan gangguan keamanan di tengah masyarakat," sambungnya.

Baca juga: 450 Prajurit Yonif Raider Kalimantan Timur Dikirim ke Papua, Segera Tumpas KKB?

Oleh sebab itu, gangguan keamanan, teror, dan serangan bisa terjadi kapan pun untuk menunjukkan eksistensi mereka.

Krisis kepercayaan

Fahmi menjelaskan, ada krisis kepercayaan dari masing-masing pihak.

Di satu sisi, KKB cenderung pesimis terhadap agenda-agenda yang ditawarkan pemerintah dan curiga terhadap apa yang dikerjakan untuk masyarakat Papua.

"Mereka juga melihat apa pun yang dianggap terbaik untuk Papua, itu kan versi Jakarta. Jadi lebih menunjukkan kepentingan Jakarta daripada aspirasi masyatakat Papua. Ini kan artinya mereka memiliki ketidakpercayaan," jelas dia.

Di sisi lain, pemerintah sendiri tidak menunjukkan posisi yang lebih positif terhadap persoalan Papua.

Akhirnya, dialog pun sulit tercapai karena tidak adanya kepercayaan yang terbangun dengan baik.

SIAP DITERBANGKAN - Beberapa personel anggota TNIsedang membawa peti jenazah korban penyerangan KKB atau KST di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua yang menewaskan 2 anggota TNI. Kedua jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya dari Bandar Udara Mozes Kilangin Mimika, Senin (28/3/2022) pagi.
SIAP DITERBANGKAN - Beberapa personel anggota TNIsedang membawa peti jenazah korban penyerangan KKB atau KST di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua yang menewaskan 2 anggota TNI. Kedua jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya dari Bandar Udara Mozes Kilangin Mimika, Senin (28/3/2022) pagi. (Tribun-Papua)

Kekerasan di Papua

Fahmi menuturkan, permasalahan ini kemudian dipersulit dengan masalah kekerasan di Papua, baik dari KKB maupun TNI dan Polri.

Meski TNI mulai mengubah pendekatan dari senjata menjadi dialog, ia menyebut masih sulit dilakukan karena dimotori oleh militer.

"Masalahnya bagaimana mungkin tindakan merangkul ini dilakukan oleh perangkat yang sebelumnya diberi mandat untuk memukul," ujarnya.

Baca juga: Dikenal Ganas, Begini Sosok Egianus Kogoya Pimpinan KKB Papua yang Serang Pos Marinir Nduga

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved