ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Remaja Bunuh Bayinya setelah Gagal Aborsi, Pacar Ogah Tanggung Jawab karena akan Nikahi Wanita Lain

Remaja 15 tahun di Magelang, Jawa Tengah, membunuh bayi yang baru dilahirkan setelah gagal melakukan aborsi.

thehits.co.nz
Ilustrasi Bayi - Remaja 15 tahun di Magelang, Jawa Tengah, membunuh bayi yang baru dilahirkan setelah gagal melakukan aborsi. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Remaja 15 tahun di Magelang, Jawa Tengah, membunuh bayi yang baru dilahirkan setelah gagal melakukan aborsi.

Polisi menyebut pelaku nekat melakukan tindakan dengan cara minum obat-obatan yang dibeli secara daring.

Kapolres Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun menerangkan, kasus ini terungkap berdasarkan laporan pihak RSUD Muntilan Magelang yang sedang merawat pasien terindikasi usai melakukan aborsi, 18 Desember 2021.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut.

Hasil pemeriksaan diketahui bahwa remaja itu memang telah mengaborsi janinnya pada 10 Desember 2021.

Baca juga: Pelajar SMK Buang Bayinya di Sekitar Rumah Warga, Lahirkan di Kamar Mandi Tanpa Orangtua Tahu

"Setelah dicek, didapat keterangan awal bahwa ABH (Anak Berkonflik Hukum) melakuka aborsi pada 10 Desember 2021 lalu, di rumah kakeknya dengan cara meminum obat yang dibeli secara online,” ungkap Sajarod, Rabu (13/4/2022).

Selain itu, remaja itu juga melakukan kekerasan terhadap bayinya hingga meninggal dunia.

Bayi yang dikandungnya merupakan buah hasil hubungannya dengan sang kekasih.

Selanjutnya, dia membungkus bayi perempuan itu dengan kain dan memasukkannya ke kuali. Dia meminta tolong neneknya untuk menguburkan kuali tersebut.

“Dia mengaku kepada neneknya bahwa isi dalam kuali itu adalah darah menstruasi yang menggumpal,” ujar Sajarod.

Baca juga: Pengakuan Ibu yang Bunuh Bayi setelah Melahirkan di Kos, Malu karena Jadi Korban Pemerkosaan 2 Pria

Keesokan harinya, remaja tersebut mengalami keluhan tidak bisa buang air dan masuk angin.

Orangtuanya kemudian membawanya ke RSUD Muntilan untuk berobat.

Namun petugas rumah sakit curiga keluhan yang dialaminya dampak dari aborsi.

Di situ polisi berhasil mengungkap kasus ini. Polisi kemudian melakukan olah TKP dan menggali kuburan bayi.

“Adapun hasil otopsi, yaitu bayi lahir dalam keadaan hidup dan sudah berumur, dengan jenis kelamin perempuan, memiliki tanda mati lemas, dan terdapat kekerasan benda tumpul di wajah bayi, diduga karena bekaman dari ABH,” jelas Sajarod.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved