Umat Katolik di Timika Menangis saat Jumat Agung: Menghayati Penderitaan Yesus Kristus

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA- Pastor Maximilianus Dora OFM menyebutkan banyak umat berpartisipasi dalam Ibadah Jumat Agung di Paroki Stefanus Sempan, Timika, Mimika, Papua.

Diketahui, Ibadah diawali dengan Jalan Salib Hidup.

Ratusan umat Katolik Paroki Stefanus Sempan hadir menyaksikan prosesi tersebut.

“Bahkan, sampai ada yang meneteskan air mata,” kisah Pastor Paroki Stefanus Sempan, Maximilianus Dora OFM, kepada Tribun-Papua.com, Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Jumat Agung, Kerinduan Umat Katolik Mengenang Kisah Sengsara Yesus Kristus

Umat memaknai Jumat Agung dalam suasana doa, mengikuti Jalan Salib Hidup.

Menurutnya, umat menangis karena benar-benar menghayati penderitaan Yesus Kristus dari rumah Pilatus hingga ke bukit Golgota.

“Jalan Salib ini merupakan sejarah bagi umat Katolik di mana 2.000 tahun berlalu mengenang wafat Yesus Kristus.”

"Ini sebagai memori agar umat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui Yesus lewat kisah sengsara mulai dari Yesus disiksa hingga wafat.”

“Semuanya ini juga sebagai bentuk Yesus sungguh mencintai umatnya dan rela berkorban menanggung dosa manusia," jelasnya.

Baca juga: Jumat Agung Jadi Pengobat Rindu Umat Katolik Beribadah di Gereja

Pastor berharap, umat Katolik bisa memaknai kisah Yesus di dalam kehidupan sehari-hari.

Jumat Agung merupakan hari di mana umat Katolik di seluruh dunia mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus.

Kisah sengsara Yesus diceritakan melalui Jalan Salib Hidup.

Ada 14 perhentian Jalan Salib Hidup yang dikisahkan, mulai dari Yesus dijatuhi hukuman mati hingga Ia wafat dan dimakamkan.

Baca juga: Makna Jumat Agung dalam Rangakaian Hari Raya Paskah

Di Kota Timika, Mimika, Papua, perarakan Jalan Salib Hidup, atau biasa disebut dengan Tablo, dimulai dari Gedung Tongkonan di Jalan Samratulangi.

Kemudian menyusuri Jalan Busiri, Patimura, dan berakhir di halaman Gereja Santo Stefanus Sempan pada pukul 08:00 WIT.