Sosok
Komarudin Watubun, Sosok Politisi Papua yang Menjadi Perisai Partai Wong Cilik
Sebelum bertarung ke Jakarta, Bung Komar menilai ibu kota perlu sosok yang sederhana dan dari kalangan sederhana. Terpenting: mampu melayani rakyat.
Di samping kapasitas selaku politisi handal, kecerdasan dan kekayaan gagasan-gagasan politik kebangsaan juga menjadi ciri yang menonjol pada sosok ini.

Membangun dari Timur
Gagasan Kebangkitan Indonesia sebagai bangsa besar yang menurutnya perlu terus menerus diwacanakan.
Menurutnya, faktor historis sebagai bangsa dengan sejarah besar di masa lampau, dapat menjadi motivasi kebangkitan Indonesia.
Secara ilmiah, pandangannya itu ia tuangkan secara panjang lebar dalam bukunya “Maluku – Staging Point RI Abad 21” yang diluncurkan pada 2017.
Menurutnya, tantangan abad 21 yang berat, dapat dihadapi dengan memberdayakan potensi historis selain sumberdaya alam dan ekonomi.
Hasil risetnya menunjukkan, titik nol kebangkitan Indonesia bisa dimulai dari Indonesia Timur, khususnya Maluku yang kaya sejarah dan sumberdaya energi.
Baca juga: SOSOK Jenderal Andika Perkasa di Mata Keluarga Blitar: Tetap Supel Meski Berpangkat
Nilai historis dan nilai strategis Maluku selama lebih dari 800 tahun pada level global dan kawasan Asia, pada masa-masa mendatang, katanya, akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan daya-saing Negara RI abad 21.
Hal itu karena kawasan Maluku mempunyai potensi daratan selain potensi perairannya yang sangat luas.
Di darat, potensi mineral Maluku adalah emas di Pulau Wetar, Ambon, Haruku dan Pulau Romang, mercuri di Pulau Damar, perak di Pulau Romang, logam dasar di Pulau Haruku dan Nusalaut, kuarsa di Pulau Buru; minyak bumi di Bula (Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya, dan mangan di Laut Banda.
Sementara perairan seluas 658.294,69 km2 memiliki potensi perikanan antara lain, ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi, dan kekayaan laut lainnya.
Titik balik ekonomi dunia dari sektor maritim, pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi Indonesia melalui potensi kawasan Maluku dan Indonesia Timur.
Pandangan-pandangannya itu mendapat banyak pujian dari para ahli.
Boleh dikata, itu turut mendasari kebijakan-kebijakan ekonomi bahari yang dicanangkan Joko Widodo – Jusuf Kala di permulaan pemerintahannya.
Namun menurutnya, untuk mewujudkan cita-cita itu, perlu komitmen yang kuat dari seluruh lapisan bangsa, selain kepemimpinan yang amanah sesuai UUD 1945.