Feature
Dari Jualan Sirup dan Selai Nenas Hingga Ciptakan Resep "Napi"
Gerobak berwarna cokelat hitam itu berdiri kokoh disudut jalan Pasir Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Maickel Karundeng
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Gerobak berwarna cokelat hitam itu berdiri kokoh disudut jalan Pasir Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pagi itu, Selasa (3/5/2022) kelihatan dari jauh seorang pemuda sibuk mengatur dagangannya. Namanya, Ismail Walianggen, asalnya dari Kabupaten Yalimo.
Baca juga: 15 Atlet Papua Perkuat Indonesia di SEA Games, Kenius Kogoya : Terbanyak dari Sebelumnya
Dua tangannya sibuk menyiapkan jualannya. Dengan cekatan jari jemarinya mengatur belasan botol sirup hingga beragam kopi diatas gerobak.
"Hallo, nama saya Ismail Walianggen, penanggung jawab gerobak kopi ini,"kata Ismail menyapa kedatangan Tribun-Papua.com.
Modal gerobak, saban hari Ismail berjualan dipinggir Jalan Pasir Nomor 27 Sentani.
Baca juga: 15 Atlet Papua Perkuat Indonesia di SEA Games, Kenius Kogoya : Terbanyak dari Sebelumnya
Hari itu, Ismail sibuk meracik kopi dan melayani beberapa pembeli. Meski sibuk, dia mempersilahkan Tribun duduk.
"Kaka mari duduk, ada kursi disamping gerobak ini,"ujar Ismail sembari mempersilahkan Tribun. Ismail mulai mengisahkan bagaimana dia terjun ke dunia usaha hingga meracik kopi.
Ismail mengaku dari Distrik Apahapsili. Lelaki kelahiran 1990 itu menyelesaikan kuliah dan wisuda di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) Jakarta.
Baca juga: Ini Agenda Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura Diakhir Masa Jabatan
Dia lulus dan menyandang gelar sarjana pada 2014 silam. Pria berkulit sawo itu memilih pulang ke kampung halaman setelah kuliah.
Setiba di kampungnya, Ismail melihat hasil buah nenas berlimpah. Ia mulai berpikir untuk memanfaatkan potensi pertanian yang ada.
"Saya lihat di kampung ini buah nanas melimpah, saya coba untuk manfaatkan potensi dari kampung," kata Ismail sembari senyum melebar.
Baca juga: Kadinkes Robby Kayame Sebut Vaksinasi Covid-19 di Papua Meningkat, Kota Jayapura Tertinggi
Buah nanas yang berlimpah itu mengganggu pikiran dan menyentuh hati Ismail. Ia berpikir hasil bumi kampungnya harus dimanfatkan secara maksimal.
Kebiasaan warga kampungnya yakni mengambil untuk dimakan guna menghilangkan dahaga sesaat. Melihat kondisi itu, Ismail berupaya mengolah nanas itu menjadi produk.
Produk olahan buah nanas yakni sirup dan selai. Dua produk ini bisa didistribusikan dari kampung hingga ke kota.
Baca juga: Warga Kampung Lamasa Antusias Ikuti Bakti Sosial, Dandim 1710 Mimika: Semoga Bantuan Bermanfaat