ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Feature

Dari Jualan Sirup dan Selai Nenas Hingga Ciptakan Resep "Napi"

Gerobak berwarna cokelat hitam itu berdiri kokoh disudut jalan Pasir Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Maickel Karundeng
Tribun-Papua.com/Hendrik Rewapatara
Sosok Ismail Waliangen tengah berada di gerobak kopi miliknya 

Berkat nanas, pikiran wirausaha muncul dibenak Ismail. Dia nekad membuat CV untuk mendukung usaha yang digagas. CV yang dirintis dinamakan SWIIS IKMAL-HOW.

Nama SWIIS IKMAL-HOW itu pilih dari Ikan Keluarga Malinwareg- Howursili. Niatnya mulia lantaran secara tidak langsung memberi sumbangsih kepada organisasi.

Tapi juga, ingin membantu membiayai sekolah adik-adiknya, bukan adik kandung saja tetapi seluruh anak-anak di Yalimo, disekolahkan hingga ke Perguruan Tinggi.

Baca juga: Warga Kampung Lamasa Antusias Ikuti Bakti Sosial, Dandim 1710 Mimika: Semoga Bantuan Bermanfaat

"Saya libatkan beberapa adik-adik mahasiswa untuk menjaga gerobak jualan miliknya. Gerobak itu dipesan lalu dibayar,"ujar Ismail.

Ismail bermaksud menugaskan mahasiswa dengan tujuan melatih mereka untuk berwirausahaan dan hidup mandiri. Gerobak milik Ismail mulai beroperasi di Sentani.

Baca juga: PSS Sleman Umumkan Mantan Bintang Muda Persipura, Todd Ferre, Sebagai Pemain Baru

"Kami mulai buka dari pagi hingga malam hari, saya bagi dua shift,”katanya sembari menyeka keringat yang mengalir didahinya.

Beberapa mahasiswa yang diajak membantunya memproduksi sirup dan selai nenas, lalu dijual. Pada 2020 ia nekat berangkat ke Kota Jayapura, guna melebarkan sayap.

Saat tiba di Jayapura, Ismail berupaya mendekati beberapa kepala dinas yakni Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Dinas Perindakop Kota Jayapura dan Disperindakop Provinsi Papua.

Baca juga: PSS Sleman Umumkan Mantan Bintang Muda Persipura, Todd Ferre, Sebagai Pemain Baru

Kedekatan itu bertujuan bisa mendapat dukungan dalam bentuk bantuan gerobak. Akhirnya, bantuan yang diinginkan terwujud.

Ismail mendapat bantuan berupa gerobak, pelatihan UMKM, fasilitasi PIRT dan UMKM Binaan instansi pemerintah.

“Kami sudah pernah mengikuti beberapa kali pameran dan festival. Saat PON Papua XX kami menyiapkan 1.500-an botol selai dan sirup,"ujarnya.

Sementara di Peparnas XVI Papua, sekitar 600-an botol selai dan sirup, semuanya habis. Selain sirup dan selai, Ismail berinisiatif meracik kopi/barista.

Baca juga: Telkom Targetkan Jaringan Internet di Merauke Mulai Normal Pada 27 Mei 2022

Enam bulan lamanya, Ismail belajar meracik kopi alias barista. Setelah belajar barista, ia berupaya berinovasi dengan menciptakan resep baru.

Resep baru itu disebut "napi" yakni nanas kopi. Minuman "napi" berisi kopi bercampur sirup nanas.

“Ini bukan “napi” narapidana, bukan napi Biak, tapi nanas kopi. Kami jual dengan harga Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu,” kata Ismael mempromosikan produk barunya.

Baca juga: KKB Tembak Sopir Truk di Puncak Papua

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved