ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Harga Pertalite Eceran Naik, Begini Tanggapan SPBU Premindo Sentani Kota

Sudah tiga hari harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite eceran naik hingga Rp12 ribu pada penjual eceran

Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita
Suasana Pengisian BBM di SPBU Premindo Sentani Kota, Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (12/5/2022) 

Laporan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Sudah tiga hari harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite eceran naik hingga Rp12 ribu pada penjual eceran di Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Kamis(12/5/2022).

Sejumlah penjual eceran mengaku telah menaikkan harga Pertalite seharga Rp12 ribu lantaran susah mendapatkan Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Premindo Sentani Kota.

Baca juga: Ini Harta Kekayaan Penjabat Gubernur Papua Barat Lulusan Akpol 1987, Tembus Rp 10,6 Miliar

"Sekarang kami yang jual eceran sulit mendapatkan BBM karena harus membeli dengan menggunakan Kartu Nelayan," kata Hj. Rawiyah.

Ia juga mengatakan dalam beberapa waktu belakangan sering terjadi kekosongan BBM di SPBU.

Alasan sama juga disampaikan Mona Pikindu penjual Pertalite lainnya, ia tidak dapat membeli jika tidak memiliki Kartu Nelayan.

"Saya juga jual harganya Rp 12 ribu, ini sudah dia hari, saya lihat beberapa juga menaikkan harganya, karena itu ditempat saya juga naik," ujar Mona Pikindu.

Baca juga: Sebut KPU Rentan Digugat, Mahfud MD Mewanti-wanti soal Pelaksanaan Pemilu 2024

Mona mengatakan dalam satu hari dapat menjual bensin sebanyak 20 liter hingga 30 liter, dengan menggunakan Kartu Nelayan, namun kini ia mengalami kesulitan untuk membeli bensin.

Pantauan Tribun-Papua.com, beberapa penjual bensin disepanjang jalan dari Yonif 751 hingga Hotel Grand Tahara di Jalan Raya Kemiri, Hinekombe Sentani, tidak mengalami kenaikan harga yakni Rp10 ribu per liter.

Menanggapi hal itu, Pengawas SPBU Premindo Sentani Kota, Santos menyebut tidak lagi menjual BBM kepada para pedagang eceran.

Baca juga: Ibu Hamil dan Anak Beresiko Terinfeksi Virus Covid-19, Jika Menunjukan Gejala Harus Isolasi Mandiri

"Kami tidak jual, jadi jika harganya naik kami tidak tahu, mungkin ada pedagang yang membeli, tapi kami tidak melayani lagi kecuali ada Kartu Nelayan," kata Pengawas SPBU Premindo Sentani Kota, Santos.

Menurutnya, hingga kini pihaknya hanya menjual kepada masyarakat yang mempunyai Kartu Nelayan dari daerah Demta dan beberapa daerah sekitarnya, namun ada juga warga dari sekitar Danau Sentani yang juga datang membeli.

" Mereka tidak punya kartu nelayan, kami mudahkan dengan meminta surat rekomendasi dari kepala kampung dan berlaku sampai tiga bulan," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa Uncen Dilaporkan Tertembak Peluru Karet saat Demo Tolak DOB di Jayapura

Ia menjelaskan untuk pengisian tersebut, warga dengan Kartu Nelayan atau rekomendasi bisa mendapatkan 30 liter sekali isi dengan menggunakan jerigen.

Lanjutnya, stok BBM jenis Pertalite, Pertamax, Dexlite, dan Solar dalam keadaan aman, dalam sehari-sehari Pertamax dapat melakukan pengisian hingga dua atau tiga kali.

Baca juga: Sebelum Dilantik Sebagai Pj Gubernur Papua Barat, Ini Kata Paulus Waterpauw ke Pendukungnya

"Jadi, biasanya jika SPBU di Hawaii dan Doyo kosong, warga isinya disini, jadi mungkin karena terjadi antrian panjang warga mengira SPBU kosong," katanya.

Dia menambahkan, saat ini harga BBM jenis Pertalite dari Rp 7.850 ribu turun Rp 7.650 ribu, Solar Rp 5150, Pertamax Rp 12.750 ribu, dan Dexlite Rp 13.250 ribu, karena itu penjualan Pertamax mengalami penurunan. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved