Pilpres 2024
Penulis Naskah Pidato Soeharto, Habibie, dan SBY Diusung Jadi Cawapres: Ini Sosoknya!
Partai Bulan Bintang (PBB) berencana mengusung Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra sebagai calon wakil presiden (Cawapres) 2024.
TRIBUN-PAPUA.COM - Partai Bulan Bintang (PBB) berencana mengusung Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra sebagai calon wakil presiden (Cawapres) 2024.
Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor saat ditemui di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2022).
Menurut Afriansyah, Yusril bisa dipasangkan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau pun sejumlah nama yang nantinya akan maju di pemilihan umum (pemilu) yang akan datang.
Baca juga: Gagal Kaderisasi, Parpol Ini Usung Sosok dari Selebriti Geser Jokowi?
"Sekarang ada Pak Anies, Ganjar, Puan (Maharani), La Nyalla. Jadi kita lihat yang sudah sepakat dan sepaham dengan kami dan akan disandingkan dengan Yusril sebagai cawapres," kata Afriansyah.
Meski begitu, Afriansyah menuturkan, partainya tengah mempersiapkan diri untuk bisa menjadi peserta pemilu.
Sosok Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra lahir 5 Februari 1956 adalah seorang advokat, akademisi di bidang hukum tata negara, politikus, dan salah seorang tokoh pemikir dan intelektual Indonesia.
Ia pernah bekerja di Sekretariat Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.
Ketika menjadi Menteri Sekretaris Negara, Yusril juga menulis naskah pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Indahnya Toleransi di Papua, Partai Bulan Bintang Bagikan Minuman Kaleng saat Perayaan Natal
Hingga tahun 1998 di bawah Presiden Suharto, ia telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah. Sedangkan untuk Presiden SBY, Yusril menulis lebih dari 300 naskah pidato.
Ketika Reformasi 1998, Yusril menjadi satu di antara pihak yang mendukung perubahan politik di Indonesia.
Pada masa itu, Yusril berperan besar terutama ketika berusaha mengatasi krisis politik pada tahun 1998 dan menyarankan agar Presiden Suharto mengundurkan diri secara terhormat dari jabatannya demi kebaikan dan kepentingan bangsa yang lebih besar.
Yusril pula bersama beberapa tokoh yang lain, Saafruddin Bahar, Sunarto Sudarno dan Bambang Kesowo yang menulis pidato berhentinya Soeharto.
Baca juga: Kukuh Lengserkan Jokowi, Tokoh Ini Dinilai Tolak Bermerger dengan Demokrat!