ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemekaran Papua

Mahasiswa Papua Terintimidasi Ormas di Makasar, PRP Desak Kapolda Jamin Keamanan 

Kepolisan di Makassar disebut melakukan pembiaraan, sehingga aksi yang semula berjalan damai dirusak oleh tindakan beberapa oknum dari ormas BMI.

Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Paul Manahara Tambunan
Tribun-Papua.com/Tribun Network
Mahasiswa Papua di Makasar yang tergabung dalam PRP meminta pihak keamanan segera tindak tegas Ormas yang represif. (Dok: PRP Makasar/Tribun-Papua.com) 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Mahasiswa Papua yeng tergabung dalam Petisi Rakyat Papua (PRP) Wilayah Makasar merasa terintimidasi oleh organisasi masyarakat (ormas) dan pihak kemanan di wilayah tersebut. 

Demikian disampaikan Juru bicara Nasional PRP Jefry Wenda, di Jayapura, Sabtu (11/6/2022).

"Teman-teman mahasiswa yang tergabung dalam Petisi Rakyat Papua wilayah Makasar merasa dibungkam akibat ulah represif ormas dan preman saat mereka lakukan aksi tolak Daerah Otonomi Baru (DOB), Rabu lalu," ujarnya secara tertulis kepada Tribun-Papua.com.

Baca juga: Sebut Pemekaran Takkan Hentikan Aspirasi Papua Merdeka, FKUB: Yunus Wonda Jangan Abu-Abu di NKRI 

Jefry mengatakan, perlakuan ormas tersebut berbuntut bentrok antar kedua belah pihak.

Selain itu, kepolisan di Makassar disebut melakukan pembiaraan, sehingga aksi yang semula berjalan damai dirusak oleh tindakan beberapa oknum dari ormas BMI.

Menurut Jefry, setiap mahasiwa Papua yang hendak menggelar aksi damai, sering dibungkam lewat aksi tandingan oleh beberapa ormas di wilayah itu.

"Aksi PRP Makasar juga sama seperti di Papua, untuk tolak DOB dan pencabutan otonomi khusus (Otsus) tahap II. Namun dalam aksi ini dihadang oleh ormas Reaksioner BMI di bawah pimpinan Zulkifli," ungkapnya.

Jefri mengtakan, diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di Makasar kerap terjadi. 

"Kami menilai bahwa pihak kepolisian telah lalai dalam menjalankan tugasnya dan ormas rekasioner yang terlalu diskriminatif dalam melakukan pengahadagan," katanya.

Merespon tindakan represif tersebut, PRP Wilayah Makasar menyatakan sikap sbagai berikut: 

1. Pemerintah Pusat segera cabut Otsus dan kami menolak pemekaran daerah otonomi baru di tanah Papua.

Baca juga: Masih Ingat Lukas Enembe? Dulu Kampanye Pemekaran Wilayah Papua, Kini Justru Menolak: Ada Apa

2. Mendesak Kepolisian Republik Indonesia dalam hal ini Polresta Kota Makassar dan Kodim untuk segera tarik pasukan dari Asrama Papua di Makasar sekarang juga.

3. Meminta Kapolda Sulsel menjamin keamanan bagi mahasiswa Papua, serta menindak tegas ormas reaksioner yang selalu menghadang aksi mahasiswa Papua di Makassar.

4. Mengimbau rekan-rekan mahasiswa Papua di Makassar yang ada di kontrakan atau kos-kosan untuk tidak terprovokasi oleh oknum tertentu. 

5. Meminta dukungan solidaritas dari mahasiswa dan rakyat Papua. (*)

 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved