Pemekaran Papua
Bertebaran Baliho Dukung Pemekaran 3 DOB Papua, Warga: Semoga Daerah Ini Aman dan Usaha Lancar
Masyarakat tidak terganggu dengan baliho itu. Bagi kami yang penting daerah ini aman, kondusif, sehingga berusaha lancar
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pemandangan beberapa sudut Kota Abepura, Kota Jayapura Provinsi Papua sedikit berbeda. Sejumlah papan reklame berukuran jumbo yang membentang di sejumlah ruas jalan protokol berisi tulisan dukungan terhadap rencana pemerintah yang melakukan pemekaran 3 Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
• Bupati Spei Bidana: Kami Tidak Menolak DOB, Tapi Tak Mau Gabung ke Selatan dan Pegunungan Tengah
Dari pantauan Tribun-Papua.com, Senin (27/6/2022) pagi, di Distrik Abepura, terdapat dua baliho besar yang membentang di jalan utama yang menjadi daerah hilir mudik masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk menuju Kabupaten Jayapura, maupun sebaliknya menuju Kota Jayapura.
Sontak saja pemandangan tersebut langsung menyedot perhatian para pengguna jalan. Selain posisinya membelah jalan dengan ukuran besar, baliho tersebut juga berada di dekat hotel berbintang dan kawasan pusat bisnis dan perekonomian.
• Ali Kabiay Ajak Pemuda Berpikir Ekonomi untuk Majukan Papua, DOB Banyak Peluang
Pemandangan serupa juga terlihat di beberapa titik di lokasi berbeda. Isi dari papan reklame tersebut sama, yakni dukungan terhadap pemekaran 3 Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua yang baru saja dilakukan pembahasan oleh Panja DPR RI di Tanah Papua akhir pekan tadi.
Lantas bagaimana tanggapan warga terkait mulai muncul dan marak dukungan pemekaran 3 DOB tersebut? Tribun-Papua.com sempat mewawancarai salah seorang warga bernama Endri Sokoy (26). Menurutnya, hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah sebagai bentuk ketegasan dan tekad dari pemerintah dan masyarakat untuk mendukung DOB.
• Pemerintah dan DPR Bahas RUU DOB, Bahtiar: Untuk Tingkatkan Harkat dan Martabat Orang Asli Papua
"Kalau bagi saya secara pribadi, itu hal yang biasa saja dan sebenarnya kalau mau dibilang itu bentuk kampanye juga mengajak orang untuk setuju DOB atau pemekaran," katanya.
Endri menambahkan, ia tak terlalu ambil pusing dengan karut marut DOB Papua. Karena baginya mau jadi pemekaran ataupun tidak, dirinya tetap akan berusaha sekuat tenaga dengan berusaha untuk keperluan hidup sehari-hari.
"Uang kan tidak serta merta jatuh dari langit, tetapi semua itu diusahakan," tandasnya.
• Ini Kata Pakar Antropologi Uncen soal DOB 7 Wilayah Adat, Christine: Potensi Timbulkan Perpecahan
Menyongsong ketok palu sebagai tanda disahkannya rencana pemerintah yang melakukan pemekaran DOB Papua, menurut Endri pasti banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk bisa menarik simpati masyarakat.
"Masyarakat tidak terganggu dengan baliho itu. Bagi kami yang penting daerah ini aman, kondusif, sehingga berusaha lancar,” terangnya.
Sementara itu, menurut warga lainnya, Ezra Sroyer (28) saat ditemui di pinggir jalan ketika akan beraktivitas menyebutkan bahwa dirinya memang tak terkejut dengan pemasangan baliho.
Baca juga: Pesan Ketua Dewan Adat Kaimana soal DOB, Yohanes Werfete: Mensejahterakan Papua dan Papua Barat
"Ini supaya orang-orang yang punya niat bikin kekacauan itu sadar bahwa kita masyarakat semua sudah bersatu untuk dukung DOB, itu harus diapresiasi dan diberikan ruang juga," katanya.
Bagi Ezra, pemasangan baliho dukung DOB di tempat atau ruang publik, adalah hal yang lumrah dan ia tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
"Ini berarti Pemerintah dan masyarakat itu bagus, bisa duduk bersama untuk membicarakan masa depan Tanah Papua dalam bingkai NKRI," cetusnya.
Sekadar diketahui, dalam baliho yang beredar, tertulis "Masyarakat Adat Tabi Mendukung Penuh Pemekaran 3 DOB di Tanah Papua" dengan latar belakang Jembatan Merah Youtefa dan Teluk Youtefa. (*)