ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Ganjarist Tak Setuju dengan Wacana Duet Anies-Ganjar, Singgung soal Pilkada DKI Jakarta 2017

Ganjarist tak setuju dengan wacana duet Anies Baswedan-Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, singgung soal Pilkada DKI Jakarta 2017.

(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Badung, Bali, Senin (9/5/2021) - Ganjarist tak setuju dengan wacana duet Anies Baswedan-Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, singgung soal Pilkada DKI Jakarta 2017. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Wacana duet antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 ikut disorot oleh Ketua Umum (Ketum) Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kuntadhi.

Diketahui, wacana duet Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang disebut sebagai duet pemersatu bangsa itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Eko menyebut wacana duet Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo itu bukan merupakan solusi bagi polarisasi politik.

Baca juga: Alasan Ketum Nasdem Surya Paloh Usulkan Wacana Duet Pemersatu Bangsa Anies-Ganjar dan Tanggapan PDIP

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (TRIBUNNEWS.com Dany Permana/Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Ia justru merasa kasihan dengan Ganjar Pranowo jika kader PDIP itu dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Eko menyinggung soal politik identitas yang menurutnya tak sesuai dengan ide menduetkan kedua tokoh tersebut.

"Kasihan Pak Ganjar, usulan Surya Paloh ini seperti meminta dia ikut mencuci tangan Pak Anies dari kotornya politik identitas," ujar Eko ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (27/6/2022).

"Menurut saya, usulan itu bukan jalan keluar dari polarisasi politik," tegasnya.

Eko menuturkan, apabila Nasdem ingin Indonesia terhindar dari politik indentitas dan ingin menjauhi politisasi agama pada Pilpres 2024, maka pelakunya yang harus disingkirkan.

Baca juga: Tak Mau Renggang dengan PDIP Gara-gara Ganjar, Ketum Nasdem: Kenapa Harus Salam Pengertian?

Bukan malah dipasang-pasangkan dengan tokoh yang menurutnya selama ini menentang perilaku seperti itu.

"Kita tahu, rekam jejak Anies dalam mengeksploitasi politik identitas. Pilkada Jakarta 2017 yang mendudukan Anies di kursi Gubernur merupakan Pilkada paling brutal. Jika kita enggak mau Pilpres 2024 nanti brutal, ya jangan pernah mendukung tokoh yang cara berpolitiknya brutal seperti itu," lanjut Eko.

"Apalagi menyanding-nyandingkan dengan tokoh lain, yang justru cara berpolitiknya menentang dengan keras politisasi agama seperti itu," tambahnya.

Baca juga: Usulkan Ganjar Jadi Kandidat Capres, Nasdem Akui Kehebatan Kader yang Dimiliki PDIP

Tanggapan PDIP dan Ganjar

Merespons munculnya wacana tersebut, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo alias Rudy menegaskan, partainya masih menunggu keputusan resmi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Menurut Rudy, siapa calon yang nantinya akan diusung PDI-P pada Pilpres 2024, semuanya merupakan keputusan mutlak Ketua Umum PDIP

Terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri acara peringatan bulan Bung Karno di CFD Solo menanggapi santai wacana duet pemersatu bangsa yang diusulkan Surya Paloh tersebut.

Dengan nada candaan, Ganjar lebih memilih duet bersama sang istri, Siti Atikoh.

"Lha, aku duet karo bojoku (lah saya duet sama istriku)," kata Ganjar.

Alasan Surya Paloh Usulkan Wacana Duet Anies-Ganjar

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengungkapkan usulan duet Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo itu disampaikan guna mempersatukan masyarakat yang sebelumnya sempat terbelah pada Pemilu 2014 dan 2019 lalu.

"Pak Surya Paloh udah beberapa kali menyampaikan itu. Bahwa pilpres dua kali membuat perpecahan polarisasi begitu dalam dan nyata. Dan itu tidak bisa kita pungkiri, dan kita tidak bisa tutup mata dengan akses daripada pemilu yang terjadi dua kali terakhir ini," kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022).

“Nah tentunya kalo kemudian pemilunya akan terus seperti itu (polarisasi). Nah nanti lama kelamaan justru akan terjadi hal yang mengkhawatirkan persatuan bangsa,” imbuhnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Anies Paling Berpotensi Diusung Nasdem: Akan Dilihat Dulu Reaksi Publik dan Parpol

Surya Paloh, imbuh Ali, melihat bahwa ada kelompok yang perlu disatukan pemikirannya. Kelompok yang dimaksud, kata dia, adalah kelompok pemilih kanan atau nasionalis yang jika tidak diorganisir dengan baik, berpotensi menimbulkan perpecahan.

“Perpecahan akibat pemilu kemarin seperti kata pak Surya tidak hanya terjadi di level elite, tetapi juga di tingkat keluarga. Kalau tidak diperbaiki, akan menjadi masalah besar,” ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, Surya Paloh menilai perlu ada pemikiran besar untuk mempersatukan dua kelompok yang sempat terbelah guna menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

“Nah kemudian ini pikiran dari pak Surya. Belum tentu diterima orang lain. Cuma ini akan terus dicoba disosialisasikan oleh Nasdem,” kata dia.

“Mudah-mudahan bisa diterima dan kemudian bisa menjadi solusi dan Pemilu 2024 bisa dilewati dengan aman dan damai,” imbuhnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Duet Ganjar-Anies Diusulkan untuk Pilpres, Ganjarist: Kasihan Pak Ganjar... dan Usulkan Duet Ganjar-Anies ke Jokowi, Ini Alasan Surya Paloh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved