Pemilu 2024
Upaya Lengserkan Jokowi, PDIP dan KIB Berakhir Saling Sindir: Bakal Layu Sebelum Berkembang!
PDI Perjuangan (PDIP) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berakhir saling sindir perihal upaya lengserkan Jokowi.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Manuver partai politik dalam upaya melengserkan Jokowi dari kursi presiden RI pada Pilpres 2024 berujung saling saling sindir.
Hal ini terjadi pada PDI Perjuangan (PDIP) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Politisi PDIP Effendi Simbolon menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tak memiliki figur capres dalam pemilu 2024.
Belum cukup, Effendi menyindir KIB bakal layu sebelum berkembang.
Hal ini sontak mengundang perhatian KIB.
Baca juga: Geser Airlangga Hartarto, Eks Ketua MPR Diusung KIB Jadi Calon Presiden Penerus Jokowi
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily balik menyindir PDIP yang hingga kini belum mengumumkan capresnya meski sudah memiliki tiket.
"Soal capres, ojo kesusu. Partai Pak Effendi Simbolon (PDIP) yang sudah memiliki tiket saja belum mengumumkan secara resmi siapa capresnya," kata Ace saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (2/6/2022).
Ace juga menegaskan bahwa setelah berkoalisi, KIB semakin kuat hingga ke daerah-daerah.
"Di mana letak layunya? Justru kami semakin kuat sampai ke daerah-daerah," ungkap Ace.
Ace mengatakan, pihaknya terus melakukan konsolidasi hingga ke akar rumput untuk memperkuat KIB.
"Kita terus melakukan konsolidasi hingga ke akar rumput. Kami memperkuat KIB bukan hanya ditingkat elite nasional," ujarnya.
Baca juga: Prabowo Subianto Dilengserkan, Menteri Terkaya Jokowi Didukung Ulama Jadi Presiden RI
Diberitakan sebelumnya, Politikus PDIP Effendi Simbolon turut menyoroti peluang partainya menjalin koalisi dengan partai lain.
Dirinya menyebut, kemungkinan itu pasti ada dan sangat besar mengingat PDIP kata dia, tidak akan maju sendirian.
Namun saat disinggung akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh Partai Golkar, PAN dan PPP, Effendi menyatakan PDIP bisa saja bergabung, namun kemungkinannya kecil untuk tergabung ke dalam koalisi itu.
Sebab, kata Effendi, KIB tidak akan berumur panjang atau dalam artian lain layu sebelum berkembang.
"Ya, bisa saja. KIB juga tidak akan menjadi KIB. Akan bubar sendirinya, lah. Sudah bubar kali. Layu sebelum berkembang," ucap Effendi saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Duel Ganjar dan Puan, Siapa yang Mampu Rebut Hati Megawati dan Geser Jokowi dari Kursi Presiden?
Effendi lantas membeberkan beberapa hal yang dinilainya menjadi kekurangan dari KIB.
Kata dia, KIB terbentuk tanpa membawa sosok atau figur yang akan diusung dalam pencapresan mendatang.
Dirinya lantas menganalogikan adanya posisi orang tua yang ingin menikahkan seorang anak, namun yang bersangkutan tidak memiliki atau tidak mempersiapkan anak tersebut.
"Ya, kita kalau mau ngawinin, anak kita yang dikawinin, masa anak orang dikawinin," kata Effendi.
Pernyataan ini juga sekaligus merespons terkait kabar bahwa salah satu kader PDIP yakni Ganjar Pranowo akan diusung oleh KIB pada Pilpres mendatang.
Dalam analoginya, dia menyatakan kalau sejauh ini sang orang tua dalam hal ini pihak partai belum menyetujui lebih jauh soal rencana pengusungan itu.
"Bukan. ada-ada aja politik Indonesia ini. Anak orang lu kawinin. Emang orang tuanya gimana? Orang tuanya aja enggak tahu. Itu analogis sederhana. Kita aja (PDIP) yang punya anak belum ada rencana nikah segala macam, ini orang lain lagi," beber dia.
Baca juga: Lengserkan Anies Baswedan, Jokowi Tingkatkan Elektabilitas Kader PDIP di Kalangan Muda
Kendati saat ditanyakan siapa sosok yang paling potensi diusung oleh PDIP nantinya, Effendi menyebut hanya satu nama, yakni Puan Maharani.
Pernyataan Effendi ini juga sekaligus menepis soal adanya kemungkinan tiga nama kader yang akan diusung oleh PDIP.
Beberapa nama yang dimaksud yakni Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini dan Puan Maharani.
"Enggak lah, satu, (hanya) bu Puan," ucap Effendi.
Dia juga menegaskan, nantinya Megawati Soekarnoputri sendiri yang akan memutuskan sekaligus mengumumkan nama Puan Maharani untuk maju sebagai capres.
Kendati sampai kapan waktunya, Effendi menyebut belum mengetahui secara detail.
"Sampai nanti diputuskan ibu Megawati. Enggak ada lagi nama lain. Bahwa nanti dicalonkan dengan siapa, itu kapan waktunya, itu (wewenang) ibu. Cuma pasca rakernas cuma Puan," tukas Effendi. (*)