Pemilu 2024
Cak Imin Dilengserkan, Perempuan Hebat Ini Dilirik Prabowo jadi Wakilnya di Pilpres 2024
Partai Gerindra kesulitan mencari pendamping Prabowo Subianto menuju Pilpres 2024. CAk Imin dilengserkan. Ini calon penggantinya: perempuan hebat!
TRIBUN-PAPUA.COM - Ambisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden penngganti Joko Widodo (Jokowi), masih besar.
Hanya, Pemilu 2024 akan semakin panas dab berat bagi Prabowo lantaran banyak tokoh lainnya yang bakal bertarung.
Selain itu, Partai Gerindra juga mengalami kesulitan mencari pendamping Prabowo Subianto menuju Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, Partai Gerindra masih ragu untuk mengusung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo.
Baca juga: Lengserkan PKS dan Koalisi Semut Merah, PKB Malah Tempel Sosok Serdadu Ini Geser Jokowi
Alih-alih Cak Imin, Gerindra lebih mempertimbangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai pendamping Prabowo Subianto nantinya.
"Di satu sisi, PKB tentu mengharapkan nama Cak Imin sebagai cawapres," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).
"Namun di sisi lain, ada elemen di lingkaran inti Gerindra yang mengharapkan nama Khofifah sebagai pendamping Prabowo di Pilpres 2024 mendatang," tuturnya.
Kata Umam, Gerindra setidaknya punya dua alasan untuk lebih mempertimbangkan Khofifah.
Pertimbangan pertama, Partai Gerindra hendak menyasar basis pemilih loyal Nahdlatul Ulama (NU), khususnya di kalangan ibu-ibu.
Kalangan Nahdliyin ini umumnya tergabung dalam jaringan Muslimat, Fatayat, maupun alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) atau Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berasal dari akar kultural Nahdliyyin.
"Semua itu diharapkan bisa menjadi trade off atau pertukaran kekuatan pemilih, sebagai pengganti atas kekuatan dukungan yang hilang atau setidaknya menurun secara signifikan dari basis dukungan kelompok muslim di wilayah Sumatera, Jawa Barat, NTB dan lainnya di 2024 mendatang," ujar Umam.
Kedua, kata Umam, Gerindra mencatat satu faktor kekalahan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019 karena terjadinya defisit dukungan di wilayah Jawa Timur.
Karenanya, penguasaan wilayah Jawa Timur diharapkan mampu mendorong kemenangan Prabowo di pilpres 2024.
Meski begitu, upaya menyandingkan Prabowo-Khofifah berpotensi terganjal oleh sejumlah realitas politik.
Pertama, Khofifah tidak memilik rumah politik yang jelas.