ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sebut Ganjar Bakal Jadi Lawan Berat Prabowo jika Keduanya Maju di Pilpres, Pengamat Ungkap Alasannya

Pengamat politik memprediksi Ganjar Pranowo bakal menjadi lawan terberat bagi Prabowo Subianto jika keduanya maju di Pilpres 2024.

Pemprov Jateng/Tribunnews/Jeprima
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hadir dalam peresmian Borobudur sebagai destinasi wisata ramah lingkungan dilakukan oleh Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan di kompleks Candi Borobudur, Sabtu (4/6/2022) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat akan mendaftarkan partai Gerindra menjadi calon peserta pemilu 2024 di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022) - Pengamat politik memprediksi Ganjar Pranowo bakal menjadi lawan terberat bagi Prabowo Subianto jika keduanya maju di Pilpres 2024. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai bakal menjadi lawan terberat bagi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jika keduanya maju di Pilpres 2024.

Dilansir Kompas.com, penilaian tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Yunarto mengatakan hal itu merujuk pada hasil survei sejumlah lembaga terkait elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Baca juga: Dulu Bersaing di Pilpres 2019, Prabowo Kini Akui Kerja Keras Jokowi: Saya Jadi Saksi

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Yunarto Wijaya menuturkan pengalamannya yang mengalami kecelakaan di tengah ancaman pembunuhan karena mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019, Minggu (31/5/2020).
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Yunarto Wijaya menuturkan pengalamannya yang mengalami kecelakaan di tengah ancaman pembunuhan karena mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019, Minggu (31/5/2020). (Repro/Kompas TV)

"Kalau ditanya peluangnya Pak Prabowo (untuk menang pada Pilpres 2024) besar atau tidak, saya harus mengatakan, lawan terberat Pak Prabowo adalah Ganjar Pranowo," kata Yunarto kepada Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Yunarto mengatakan dengan elektabilitas yang demikian, tingkat pengenalan Ganjar di masyarakat masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Prabowo.

Menurutnya, tingkat keterkenalan Prabowo di publik sudah maksimal dengan eletabilitasnya saat ini.

Sementara itu, Ganjar masih punya banyak ruang untuk memperluas tingkat pengenalannya di masyarakat, sedangkan Prabowo sebaliknya.

Baca juga: Meski Sebut KIB Terbuka untuk Erick Thohir, Ganjar, Anies hingga Puan, PPP Ungkap Masalahnya

"Artinya, peluang dari Ganjar untuk menaikkan elektabilitas masih jauh lebih besar dibandingkan Pak Prabowo yang tingkat pengenalannya sudah mentok dan ruang geraknya jauh lebih kecil," ujar Yunarto.

Selain Ganjar, lanjut Yunarto, yang bakal menjadi pesaing Prabowo di pilpres ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sejauh ini, survei sejumlah lembaga memperlihatkan bahwa elektabilitas ketiganya hampir selalu berada di tiga besar.

Jika Ganjar dan Anies tak maju di pilpres, diyakini Prabowo bakal memenangkan pertarungan.

Namun, Yunarto mengatakan, sulit untuk memastikan Ganjar dan Anies tak maju di pilpres mengingat keduanya punya modal elektabilitas tinggi. Dapat dipastikan, banyak partai politik melirik keduanya.Yunarto menilai, dengan sepak terjang Prabowo yang demikian, Menteri Pertahanan itu punya sejumlah kelebihan sekaligus kelemahan jika hendak maju lagi di pilpres.

Salah satu kelebihannya, Prabowo punya pengalaman panjang dalam membangun komunikasi dan hubungan emosional dengan para pendukungnya lewat dua kali pemilu di 2014 dan 2019. Hal ini tidak dimiliki oleh Ganjar dan Anies.

Baca juga: Bantah Prabowo Disarankan Surya Paloh Tak Maju Pilpres, Gerindra: Percakapan Itu Tidak Ada

Kedua, politisi Gerindra itu merupakan pimpinan partai politik besar di tanah air. Partai yang dipimpin Prabowo hampir pasti solid mendukung pencalonannya.

Selain itu, latar belakang sebagai orang yang pernah lama berkarier di militer juga dinilai sebagai keuntungan bagi Prabowo.

"Sebagian masyarakat masih melekat secara emosional kalau dibandingkan dengan masa Orde Baru kan ada ikatan emosional antara negara dengan latar belakang militer," ujar Yunarto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved