ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Perempuan dan Anak dari Lembah Grime Nawa Rayakan Hari Masyarakat Adat Sedunia

Masyarakat Adat di Lembah Grime Nawa peringati Hari Masyarakat Adat Sedunia (9/8/2022) di halaman Kantor Dewan Adat Suku Namblong.

Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Istimewa
ILUSTRASI - Masyarakat Adat di Lembah Grime Nawa peringati Hari Masyarakat Adat Sedunia (9/8/2022) di halaman Kantor Dewan Adat Suku Namblong di Kampung Nimbokrang Sari, Distrik Nimbokrang. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA, SENTANI - Masyarakat Adat di Lembah Grime Nawa peringati Hari Masyarakat Adat Sedunia (9/8/2022) di halaman Kantor Dewan Adat Suku Namblong di Kampung Nimbokrang Sari, Distrik Nimbokrang.

Perayaan Hari Masyarakat Adat Sedunia mengangkat tema Peran Perempuan adat Dalam Melindungi Tanah Air Adat Papua.

Ketua Dewan Adat Suku (DAS) Namblong, Mathius Sawa mengatakan kegiatan yang dibawakan oleh perempuan dan siswa dari Sekolah Adat Namblong.

Baca juga: Dinkes Jayapura Bakal Lakukan Penyemprotan Malaria dan DBD sebelum Kongres Masyarakat Adat 

Lagu dalam bahasa daerah berisi syair tentang keriusauan atas tanah dan kekayaan alam dan pertanyaan kepada orang tua terkait batas tanah atau wilayah adat.

"Perempuan tidak hanya lakukan tugas di dapur tetapi mereka berdiri di depan rumah untuk berteriak mengusir mereka yang datang merampas tanah adat kami," ujarnya kepada Tribun-Papua.com, Kamis (11/8/2022).

 

 

Menurutnya selama ini, mayoritas yang melepaskan hak ulayat yaitu kaum laki-laki sehingga ketika teriakan dari pihak perempuan terdengar bisa saja membuahkan hasil sehingga generasi tidak perlu khawatir kehilangan haknya.

Kata Mathius, untuk merealisasi suara perempuan agar dapat didengar, DAS Namblong membentuk sebuah Organisasi Perempuan Adat (Orpa) sebagai bukti bahaa perempuan dapat berdiri untuk memperjuangkan hak atas tanah, hutan, juga masyarakat adat di Lembah Grime Nawa.

Ketua Organisasi Perempuan Adat (Orpa) Namblong, Rosita Tecuari menyampaikan kegiatan masyarakat adat dalam memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia juga bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah baik nasional, provinsi, dan Kabupaten Jayapura.

Baca juga: Pembukaan dan Penutupan Kongres Masyarakat Adat Dipusatkan di Stadion Barnabas Youwe

Lanjutnya, bahwa ada hak masyarakat adat di Lembah Grime Nawa yang di telah di langgar.

Menurutnya, perempuan adat saat ini berbicara untuk memperkuat, menjaga, dan melestarikan hutan.

"Kami berbicara untuk anak cucu yang akan datang, pemerintah seharusnya dapat melihat keinginan kami terutama dalam pelbagai pembangunan," ujarnya.

Di Hari Pribumi itu, Rosita meminta kepada pemerintah untuk mengembalikan hak ulayat masyarakat adat dan mencabut izin PT. Permata Nusa Mandiri (PNM).

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved