Pemilu 2024
AKHIRNYA Menantu Soeharto Geser Ganjar, Elektabilitas Bikin Melongo: Didukung Jokowi jadi Presiden
Menantu Soeharto bahkan menggeser kader terbaik PDI Perjuangan Ganjar Prabowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Siap lengserkan Jokowi?
TRIBUN-PAPUA.COM - Tingginya elektabilitas Prabowo Subianto belakangan ini, membuat nama Ketua Umum Partai Gerindra tersebut kans merebut tahta Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2024.
Menantu Soeharto tersebut bahkan menggeser kader terbaik PDI Perjuangan Ganjar Prabowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Padahal, nama Ganjar Prabowo selalu berada di puncak berbagai survei selama ini, jauh melampaui Prabowo Subianto.
Terbaru, elektabilitas Prabowo Subianto meningkat dalam 7 bulan terakhir, menurut hasil Lembaga Survei Nasional (LSN).
Baca juga: Rahasia Bocor, Sosok Ini Beberkan Agenda Puan dengan Elite Golkar dan Prabowo: Lengserkan Cak Imin?
Dalam survei LSN Februari 2022, elektabilitas Prabowo baru sebesar 21,9 persen, sebelum naik cukup signifikan menjadi 29,5 pada survei Juni 2022.
Pada survei Agustus-September 2022 kali ini, angka itu menguat lagi menjadi 30,6 persen.
Sinyal Dukungan Jokowi jadi faktor?
Menguatnya elektabilitas Prabowo diklaim tak terlepas dari efek elektoral Presiden Joko Widodo.
Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry menilai, publik mencium hubungan Jokowi dan Prabowo yang semakin akrab.
"Adanya sinyal endorsement Presiden Jokowi untuk Prabowo sebagaimana diperlihatkan melalui kedekatan Jokowi dan Prabowo dalam berbagai event penting nasional," ujarnya dalam rilis surveinya, Senin (5/9/2022).
Identifikasi sebagai orang dekat Jokowi disinyalir menguntungkan sang mantan rival pada Pemilu 2019 lalu itu.
Bulan lalu, sinyal ini memang menyeruak. Jokowi sendiri tak terang-terangan menampik.
Di Istana Kepresidenan Jakarta, 12 Agustus 2022 lalu, ketika ditanya awak media soal apakah dirinya mendukung Prabowo maju di Pilpres 2024 dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jokowi membuka segala kemungkinan tafsir.
"Saya kira karena menyampaikan kepada saya (tentang Prabowo dan Ganjar), masak saya (katakan) jangan. Ndak, kan ndak gitu, ya silakan demokrasi kita kan memang harus disampaikan seperti itu," kata Jokowi.
Berpotensi kalahkan Anies-Ganjar?
Gema mengungkapkan, naiknya elektabilitas Prabowo berbarengan dengan mandeknya elektabilitas Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang notabene menjadi pesaing utama Prabowo di bursa Pilpres 2024 berdasarkan survei-survei selama ini.
Ganjar, dalam survei teranyar LSN, hanya memiliki elektabilitas 18,9 persen, turun dibandingkan survei periode Februari 2022 (19,2 persen) dan Juni 2022 (20,9 persen).
Sementara itu, elektabilitas Anies kini di angka 16,8 persen, turun ketimbang survei periode Februari 2022 (18,8 persen) dan Juni 2022 (18,5 persen).
Hal ini menyebabkan elektabilitas keduanya dibalap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang bercokol di puncak dengan tingkat keterpilihan sekitar 30 persen.
Ada beberapa hal yang menurutnya membuat elektabilitas kedua tokoh itu tak menggembirakan. Salah satunya soal kendaraan politik guna berkontestasi pada Pilpres 2024.
Baca juga: Gulingkan PKB, Prabowo Beri Sinyal Gaet Cucu Bung Karno di Pilpres: Diutus Mega Geser Cak Imin?
"Di antaranya, pertama hingga kini belum jelas partai apa yang akan menjadi kendaraan Ganjar dan Anies untuk maju sebagai capres 2024," kata Gema.
Bagi Ganjar, peluang untuk maju sebagai capres lewat PDI Perjuangan kian tertutup setelah Puan Maharani, putri Megawati Soekarnoputri, mulai aktif bersafari politik.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu telah didapuk sebagai ujung tombak PDI-P dalam menjalin komunikasi politik dengan berbagai partai politik saat ini.
"Semakin aktifnya Puan Maharani mensosialisasikan diri sebagai capres mengindikasikan bahwa peluang Ganjar diusung PDI Perjuangan semakin kecil," kata Gema.
"Sedangkan untuk Anies, peluangnya untuk bisa nyapres di 2024 semakin sempit karena Gubernur DKI itu tidak berafiliasi dengan satu partai pun," jelasnya.
Keadaan Ganjar dan Anies berkebalikan dengan keadaan Prabowo yang justru semakin solid didukung pasukan Gerindra.
Gerindra kian solid dan limpahan suara PKB
Menguatnya elektabilitas Prabowo dinilai juga tidak terlepas pascadeklarasi Prabowo maju sebagai capres 2024 dalam Rapimnas Gerindra bulan lalu.
Hal ini juga tampak dari merosotnya elektabilitas Sandiaga Uno, mantan tandem Prabowo saat berhadapan dengan Jokowi-Ma'ruf Amin pada 2019.
Elektabilitas Sandiaga kini di posisi 5 berdasarkan survei teranyar LSN, di bawah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dengan tingkat keterpilihan hanya 1,8 persen.
Tren elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu terus menurun.
Baca juga: Anies Baswedan Bakal Lengserkan Prabowo di Pilpres 2024, Wagub DKI Ini Malah Bungkam: Dilema?
"Sebelumnya sebagian pemilih Gerindra mengarahkan dukungan pada Sandiaga karena sempat beredar isu bahwa Prabowo tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2024 nanti," kata Gema.
Kesepakatan kerja sama politik antara Gerindra dan PKB yang diteken di Rapimnas juga diklaim telah menyuntikkan dukungan bagi Prabowo dari basis massa PKB yang banyak didominasi kalangan Nahdliyyin.
"Meningkatnya dukungan warga NU terhadap Prabowo pasca deklarasi koalisi Partai Gerindra dan PKB belum lama ini sebagaimana ditemukan juga dalam survei LSN," sebut Gema. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menguatnya Elektabilitas Prabowo hingga Salip Ganjar dan Anies",
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/10-Presiden-Joko-Widodo-didampingi-Ganjar-Pranowo.jpg)