PT Freeport Indonesia
Richard Sebut Nilai Manfaat Langsung dari Freeport Sejak 1992 sampai 2021 Capai 23,1 Miliar US Dolar
PTFI juga memiliki operator dengan volume tinggi dan berbiaya rendah, kemudian merupakan kontributor penting bagi perekonomian Indonesia.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Chairman of the Board and Chief Executive Officer of Freeport,-McMoran Inc, Richard C Adkerson menyebutkan nilai manfaat langsung dari Freeport yang menjadi penerimaan negara sejak 1992 hingga 2021 mencapai 23,1 miliar US dolar.
Hal itu ia sampaikan ketika sesi presentasi dalam orasi ilmiah bertajuk transformasi ekonomi melalui hilirisasi dengan kearifan lokal, di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen), Kamis (6/10/2022).
"Selama periode 1992 sampai 2021, manfaat langsung dari PTFI sebesar 23,1 miliar US dolar," sebutnya.
Baca juga: Ini Kata CEO Freeport-McMoRan Dalan Orasi Ilmiah di Uncen Jayapura Papua
Kemudian, di masa depan, diperkirakan total manfaat langsung sebesar 80 miliar US dolar estimasi hingga 2041.
"Saat ini saudara-saudara, Pemerintah Indonesia memiliki 51,2 persen, dan Freeport McMoran (FCX), PTFI juga merupakan perusahaan penambangan tembaga atau emas ternama degan cadangan berumur panjang," jelasnya.
Dikatakan Richard, produk akhir yang dihasilkan adalah konsentrat tembaga, serta memiliki infrastruktur dan teknologi yang mutakhir.
Selain itu PTFI juga memiliki operator dengan volume tinggi dan berbiaya rendah, kemudian merupakan kontributor penting bagi perekonomian Indonesia.
"PTFI juga melakukan pengelolaan lingkungan yang ketat, dan dioperasikan oleh FCX, sebagai salah satu produsen tembaga terbaik dunia," paparnya.
Ia juga memaparkan, penanaman modal PTFI, di mana diketahui dari presentasinya total penanaman modal sejak periode 2021 hingga 2041 mencapai 18,6 miliar US dolar.
Dalam presentasinya, Richard juga memaparkan inovasi dengan elektrifikasi melalui sistem kereta listrik otonom memindahkan bijih melalui terowongan tambang bawah tanah di operasi PTFI.
Baca juga: PT Freeport Dukung Pesta Adat Arapao di Kampung Nayaro
"Peralatan pertambangan bawah tanah yang beroperasi dari jarak jauh mengurangi paparan tenaga kerja, terhadap kegagalan tanah, limpaham lumpur basah, dan pencemaran udara, selain itu juga menurunkan emisi gas rumah kaca," tambahnya.
Terlepas dari itu, Richard menyoroti pula soal komitmen perusahaan untuk menggandakan jumlah karyawan Papua yang memegang strategis sejak tahun 1995.