ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Tragedi Kanjuruhan

GAS AIR MATA Jadi Penyebab 132 Korban Tewas di Tragedi Kanjuruhan

Penonton panik sesaat petugas keamanan menembakkan gas air mata ke berbagai penjuru Stadion Kanjuruhan, hingga ratusan penonton sesak dan tewas.

Tribun-Papua.com/Tribun Network
RICUH - Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter seusai laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. 

Diduga Didesain Oknum, Penasihat Ahli Kapolri: Ada Intelektual Dader

Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi mengatakan kerusuhan maut yang terjadi Stadion Kanjuruhan, diduga ada yang mendesain.

Pihaknya menduga adanya skenario yang memang diciptakan sedemikian rupa sehingga tragedi Kanjuruhan memakan banyak korban tewas.

Kerusuhan maut terjadi pasca-laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, dalam lanjutan Liga 1, 1 Oktober 2022

Kejadian tersebut memakan korban jiwa hingga ratusan, termasuk para anggota Polri.

Banyak pihak menyoroti kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema Vs Persebaya tersebut.

Bukan hanya media nasional bahkan internasional.

"Saya lihat kasus ini merupakan bencana yang mengakibatkan kerugian yang sangat fatal sekali, seluruh dunia tahu," kata Irjen (Purn) Aryanto Sutadi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (8/10/2022).

"Dan saya kok jadi bertanya-tanya, apakah peristiwa besar ini hanya gara-gara kelemahan-kelemahan pengamanan, penembakan gas air mata, penutupan pintu oleh orang yang lengah, apakah cuman itu?" ungkapnya lagi.

Walaupun di sisi lain Arinto Sutadi pun tetap tegas menyalahkan para tersangka utama yang lengah.

Namun korban tewas yang berjatuhan, berdesak-desakkan, tewas ratusan tersebut, dianggapnya ada suatu kejanggalan.

"Kalau kita lihat peristiwa di lapangan yang terjadi itu orang banyak yang berdesak-desakan dan kemudian saat itu ditembakkan gas air mata, kemudian pertanyaannya siapa yang membikin itu?"

"Saya menduga ini suatu skenario yang memang diciptakan sedemikian rupa, masa pintu ditutup, kemudian (suporter) disuruh meninggalkan, kemudian gas air mata ditembakkan ke tribun, saya menduga ada yang mendesain kerusuhan ini."

Arinto Sutadi pun berharap hal tersebut harus diselidiki lebih mendalam, dan apabila mungkin saja ada tokoh intelektual di belakang harus dikejar.

Menurut Arinto, saat kerusuhan seharusnya pintu stadion harus dibuka.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved