ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejumlah Tokoh Adat Tolak Lukas Enembe Jadi Kepala Suku Besar Papua: Keliru dan Rusak Tatanan Adat

Sejumlah Tokoh Adat Tabi dan Saireri menolak penetapan Guebernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua.

(kontributor Tribunnews.com, B Ambarita)
Gubernur Papua, Lukas Enembe - Sejumlah Tokoh Adat Tabi dan Saireri menolak penetapan Guebernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Tokoh Adat Tabi dan Saireri menyatakan sikap menolak penetapan Guebernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua.

Tabi dan Saireri merupakan dua wilayah adat yang ada di Papua.

Pernyataan sikap penolakan itu dilakukan sejumlah Tokoh Adat Tabi dan Saireri di Pendopo Adat (Obhe) Hele Wabhouw, Jalan Biesteur Pos, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Kamis (13/10/2022).

Diketahui, Lukas Enembe sebelumnya dikukuhkan sebagai kepala suku besar di Papua pada Minggu (9/10/2022) oleh Dewan Adat Papua (DAP) di kediaman pribadi Lukas Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

Baca juga: Jaga Kepercayaan Publik, Pemuda Adat Papua Desak KPK Tangkap Lukas Enembe

Gubernur Papua, Lukas Enembe
Gubernur Papua, Lukas Enembe ((Dok Staf Khusus Gubernur Papua))

Ondoafi (kepala suku) sekaligus salah satu tokoh adat Papua asal Sentani, Kabupaten Jayapura, Yanto Eluay mengatakan bahwa pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua tak dapat diterima.

“Pengukuhan bapak Gubernur Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar oleh Dewan Adat merupakan sesuatu tindakan yang merusak tantanan adat,” kata Yanto melalui konferensi pers seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Menurut Yanto, pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua juga mencoreng wibawa masyarakat Papua.

Ini karena pengangkatan Enembe melanggar aturan yang ada. Selain itu, kepala suku seharusnya adalah panutan bagi masyarakat. 

“Pengangkatan seorang menjadi Kepala Suku Besar harus memiliki silsilah atau garis keturunan Kepala Suku, tidak asal mengukuhkan seseorang sebagai Kepala Suku Besar karena suatu kepentingan,” ucapnya.

Baca juga: Wapres Minta Lukas Enembe Kooperatif: KPK Punya SOP-nya Sendiri dalam Menangani Kasus Korupsi

Senada dengan itu, Dewan Adat Keerom, Herman Yoku menganggap bahwa pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua sangat keliru.

Menurut Herman, pengukuhan Lukas Enembe bukan sebagai kepala suku di Papia, namun hanya sebagai kepala suku besar di kampung.

“Kalau pengangkatan dan pengukuhan saudara Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di Kampungnya. Kalau pengukuhan sebagai kepala suku besar di bangsa Papua itu sangat keliru,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Mandala Trikora Papua Ali Kabiay menegaskan bahwa pihaknya tidak mengakui Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.

“Setiap daerah mempunyai tatanan adatnya masing-masing,” tegasnya. 

Baca juga: Viktor Kogoya Kritik Pernyataan Pengacara Lukas Enembe: Tak Ada Aturan Adat Pemeriksaan di Lapangan

Ali yang juga sebagai Ketua Pemuda dat Wilayah Saireri II Nabire ini menyampaikan bahwa pihaknya diberikan mandat oleh enam kepala suku dan juga empat kerukunan di wilayah adat Nabire Pesisir, dimana tidak mengakui Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved